Share

Bab 100 Meminta Pendapat

"Sepertinya Mas Irawan sulit berubah. Apakah itu artinya aku benar-benar harus mengajukan gugatan perceraian?" gumam Marisa.

"Atau apakah aku harus cerita ke ibu sebelum mengambil keputusan? Barangkali Ibu mempunyai sudut pandang lain," batin Marisa lagi.

Satu jam kemudian Marisa sudah dalam perjalanan menuju ke rumah ibunya. Hari ini kebetulan jam mengajarnya hanya sampai pukul dua dan tidak ada agenda penting, jadi dia bisa izin pulang lebih cepat.

"Loh, Marisa … tumben kamu ke sini tanpa ngabarin Ibu lebih dulu." Bu Rahmi mengerutkan keningnya ketika membuka pintu dan melihat putri sulungnya berdiri di teras. Matanya menelusuri penampilan Marisa yang berbeda. "Kamu sekarang pakai hijab?"

"Iya, Bu. Tadi mendadak Marisa kepikiran mau ke sini. Alhamdulillah mulai hari ini Marisa berhijab."

Bu Rahmi membuka pintu lebih lebar dan meminta Marisa masuk. Setelah menutup pintu Bu Rahmi mengekori anaknya sambil berkata, "Kamu makan malam di sini, ya, temani Ibu. Adikmu pulang agak malam k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
bener kata ibu mu lebih baik pisah dr pada kmu sama laki2 mandul dn g tau diri yg g pernah menghargai istri nya .pantas aja dia seneng gonta ganti perempuan karena aman g bisa hamilin anak orang . juga mertua mu judes dn jahat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status