Sampailah Kaysha di ruang kerjanya, namun dia di buat kaget dengan kedatangan Tante Lisa yang sudah ada di dalam."Loh, Tante Lisa!""Halo Sayang, apa kabarmu?" tanya Tante Lisa lalu berdiri menghampiri dan memeluk Kaysha."Alhamdulillah baik Tan, kok nggak kasih kabar mau datang?" tanya Kaysha yang tidak terlalu suka kedatangan tantenya itu secara tiba-tiba."Namanya juga kejutan, dari bandara Tante langsung ke sini," tukas Tante Lisa."Gimana keadaan Fatih sekarang sudah ada perubahan?""Alhamdulillah, sudah ada kemajuan.""Dan bagaimana dengan hubungan kalian?""Maksud Tante?""Ya kamu sama Dewa kapan kalian akan menikah?""Maaf Tan, untuk saat ini Kay tidak mau menikah dulu, masih mau fokus dengan kesembuhan Fatih."Dewa hanya diam, namun di hatinya berontak."Bagaimana denganmu Dewa, apa kamu masih mau menunggu Kay, atau memang dia tidak mencintaimu Dewa?""Saya terserah Kay saja Tante, jika saya disuruh menunggu kenapa tidak toh selama empat tahun juga saya menunggu," ucap Dewa
Khaidir tidak ingin terlalu memaksakan kehendaknya dengan Kaysha karena dia tidak mau masa lalunya muncul kembali, biarlah sejalan waktu jika memang Kaysha sudah bisa membuka pintu hatinya untuk seorang pria.Lagi pula yang ada di pikiran Khaidir adalah mereka juga baru bertemu tidak mungkin langsung menyukai, karena Khaidir juga tertutup perasaannya jika ada seorang wanita yang mendekatinya.Kadang Bu Salma sangat geram dan kesal dengan sifat anaknya yang terlalu pemalu mengatakan isi hatinya sampai pernah ada seorang gadis menyukainya begitu pun dengan Khaidir, tetapi karena sifat pemalunya itulah akhirnya gadis itu sudah dilamar oleh orang kota, dan Khaidir pun hanya gigit jari, dan dia selalu berkata itu berarti gadis itu bukan ditakdirkan buat dia.Mendengar perkataan Fatih membuat Bu Salma ingin segera menjodohkan Khaidir dan Kaysha, di mata Bu Salma Kaysha adalah wanita mandiri, dan pengalaman hidupnya yang pahit sudah cukup membuat Bu Salma sangat bangga jika memang Kaysha dit
Orang itu masih saja sama semenjak Kaysha pergi tidak berubah, orang-orang di kampung itu mulai resah dengan perilaku Bagas yang menjadi-jadi bahkan kadang Bagas mengamuk membuat warga ingin memasungnya.Namun selalu dihalang-halangi oleh ibunya. Pak RT dan warga sepakat jika dia berulah lagi maka dengan terpaksa akan dipasung atau dibawa ke rumah sakit jiwa.Bu Ratna semakin terpuruk melihat keadaan anak laki-lakinya itu, bahkan beliau sendiri mulai sakit-sakitan, apalagi Bella tidak terlalu memikirkan mereka.Makanan sehari-harinya mengandalkan dari pemberian Clara sewaktu masih dikasih, namun sampai kapan karena lama-lama tabungan mereka sudah mulai menipis.Seminggu kemudian datang seseorang yang mengaku suruhan dari Clara. Orang itu ingin membongkar rumah itu, betapa syok dan kaget mendengar ucapan orang itu.Namun jika berontak hukum yang akan berbicara, sehingga mau tak mau mereka mengkosongkan rumah itu.Sekarang Bu Ratna dan Bagas tinggal di rumah Bella anak perempuannya ya
"Nah itu dia Mbak, sebenarnya aku pingin membantu Papah, tapi kata mamah nggak usah katanya nggak menjanjikan, padahal usaha Papah akhir-akhir ini berkembang loh Mbak.""Mamah selalu mengancam jika tidak dituruti keinginannya beliau akan bunuh diri, dan Papah selalu mengalah, jadi aku serba salah Mbak, kasihan Papah mengurusnya sendiri sedangkan aku anak satu-satunya, kepada siapa lagi usaha kateringnya di wariskan kalau bukan ke aku."Kita makan siang yuk di luar," ajak Kaysha setelah selesai menandatangani berkas yang di bawa Syeira tadi."Ok, tapi Mbak yang traktir ya?""Beres, adikku tersayang!"Mereka pun pergi ke sebuah restoran yang tak jauh dari kantor.Setelah sampai mereka mencari tempat di pojok sehingga mudah melihat pemandangan di luar.Sambil menunggu pesanan datang, Kaysha melihat Khaidir dan Fatih sedang jalan-jalan dan menuju restoran di mana Kaysha berada.Kaysha grogi bagaimana nanti kalau sampai ketahuan oleh Syeira, karena orang rumah taunya Fatih dititipkan di se
Khaidir pun mau tidak mau mengikuti kemauan Fatih. Namun di hati kecilnya dua juga penasaran dengan orang itu.Apakah hanya mirip atau memang dia, bukankah manusia diciptakan dengan tujuh rupa yang hampir sama?Tak lupa Khaidir memakai kacamata hitam dan masker agar tidak ketahuan. Sampai di titik yang memungkinkan sedikit lebih dekat, Khaidir duduk di meja belakang persis di hadapan mereka, langsung memotretnya diam-diam, bahkan berhasil merekam percakapan mereka.Hatinya sudah mulai tidak karuan, memang dia, dari suaranya, Khaidir juga mengenal suaranya itu.Hanya 10 menit mereka ada di Cafe itu, setelah itu entah ke mana mereka pergi. Terlihat sekali mereka sangat bahagia sambil menertawakan kebodohan orang lain, namun dia masih penasaran dengan wajah laki-laki itu yang tidak asing baginya.Khaidir berlari kecil, karena sudah meninggalkan Fatih sendirian di luar.Fatih yang tidak sabar ingin melihat hasil jepretan Khaidir, karena rasa keinginan tahuannya tentang wanita yang bersama
"Ada apa toh ini kok saya semakin bingung, dan Bu Salma kok jadi nangis, kenapa toh Bu?" tanya Mbok Darsi."Bu Salma memberikan ponsel Khaidir ke Mbok Darsi, dan betapa terkejutnya foto yang ditunjukkan Bu Salma."Loh ini kan Nyonya Lisa tantenya Kaysha, sedang apa dia dengan Den Dewa, apa yang mereka lakukan di belakang Kaysha, ini nggak benar!" ucapnya geram."Yang dikatakan Mbok Darsi benar, mereka sebenarnya ...""Apa toh Den Khaidir, jangan buat penasaran jangan di gantung kaya cinta saja.""Sebentar Mbok saya jelaskan dulu.""Sebenarnya laki-laki itu saya kenal, dia teman saya waktu kuliah, cuma dia melanjutkan S2 di luar negeri seperti yang Mbok ceritakan," terang Khaidir secara lugas."Dan dia ... dia ....""Dia sudah membuat saya kehilangan anak dan suami saya, bahkan dia tidak meminta maaf kepada saya, dia orang jahat, kenapa dia bisa dikeluarkan dari penjara, apa karena dia kaya, dia bisa membeli semuanya?" terang Bu Salma sedikit emosi."Khaidir Ibu tekankan jangan sampai
Tangan dan bajunya penuh darah, darah orang yang dia sayangi, entah apa yang harus di katakan oleh ibunya kalau separuhnya nyawa beliau sudah menghadap sang Khaliq.Ahmad teman Khaidir menyadarkannya dari lamunannya, dan menyemangati Khaidir karena masih ada Ibu yang masih menunggu di rumah."Dir, sadar, kamu harus kuat Bapak dan adikmu sudah di bawa ambulans, aku akan ke rumah sakit sedangkan kamu nanti di antar Agus saja yang bawa motor dan kasih tahu Ibumu di rumah, cepat Dir ... ayuk bangun!" teriak Ahmad.Dengan langkah gontai Khaidir menuruti perkataan Ahmad. Agus teman mereka juga saat ada di sana ikut membantu Khaidir, mereka pun pulang ke rumah untuk memberitahukan kepada ibunya.Bu Salma yang dari tadi mondar-mondar di teras rumah masih berharap kalau mereka tidak mengalami musibah.Hati seorang Ibu sangatlah kuat, jika terjadi sesuatu akan ikut merasakan kesedihannya.Bahkan di kampung itu hampir sebagian warga sudah mengetahu kecelakaan naas itu, tetapi mereka tidak bera
"Sama terkejutnya dengan orang itu, dan dia meminta maaf atas kejadian ini, dan berharap akan diselesaikan secara kekeluargaan."Namun Khaidir tidak mau karena dialah orang tersayangnya telah tiada, dia telah mengambil dua nyawa sekaligus.Bu Salma hanya diam dan menatap tajam kepada laki-laki itu.Tak ada kata satu pun yang keluar bibir Bu Salma, beliau hanya mendengarkan keluh kesah penabrak itu."Kamu sangat terlalu Angga, bagaimana mungkin orang yang selama kuliah dulu aku kenal, tidak seperti ini.""Kamu adalah panutan kampus, kamu orang alim, taat beragama, akhlakmu pun sudah di akui, sepertinya setelah pulang dari luar negri sikapmu menjadi berubah," ucap Khaidir dengan emosi."Maafkan aku Dir, aku nggak sengaja, aku tidak lihat ada bapakmu di depan, saat itu teman-temanku yang mencampuri minumanku itu," jawabnya mengiba."Lantas, kenapa kamu yang bawa mobil, setidaknya dalam keadaan tidak sadarkan diri kamu tidak boleh mengendarai mobil, itu juga termasuk tindak pidana karen