Share

29. Kepergian Sang Adik

Tangan dan bajunya penuh darah, darah orang yang dia sayangi, entah apa yang harus di katakan oleh ibunya kalau separuhnya nyawa beliau sudah menghadap sang Khaliq.

Ahmad teman Khaidir menyadarkannya dari lamunannya, dan menyemangati Khaidir karena masih ada Ibu yang masih menunggu di rumah.

"Dir, sadar, kamu harus kuat Bapak dan adikmu sudah di bawa ambulans, aku akan ke rumah sakit sedangkan kamu nanti di antar Agus saja yang bawa motor dan kasih tahu Ibumu di rumah, cepat Dir ... ayuk bangun!" teriak Ahmad.

Dengan langkah gontai Khaidir menuruti perkataan Ahmad.

Agus teman mereka juga saat ada di sana ikut membantu Khaidir, mereka pun pulang ke rumah untuk memberitahukan kepada ibunya.

Bu Salma yang dari tadi mondar-mondar di teras rumah masih berharap kalau mereka tidak mengalami musibah.

Hati seorang Ibu sangatlah kuat, jika terjadi sesuatu akan ikut merasakan kesedihannya.

Bahkan di kampung itu hampir sebagian warga sudah mengetahu kecelakaan naas itu, tetapi mereka tidak bera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status