Share

Bab. 29. Tamu Tengah Malam

"Maaf, ya, Syim. Aku gak bisa ngantar."

"Gak apa-apa. Dermaganya deket aja, kok."

"Hati-hati di jalan, Nak Hasyim."

"Iya, Pak."

Aku menjabat tangan Pak Makkatutu dan hanya menangkap kedua tangan kepada Berlian. Sungguh, kunjungan pertama kali yang luar biasa membuatku seperti manusia baru dengan cita-cita dan semangat yang baru pula.

Setelah kembali ke penginapan, aku berkemas dan langsung berangkat menuju dermaga. Ternyata ucapan Berlian benar, semua penumpang sudah mulai berdatangan, beberapa menit berikutnya, perahu dompeng dengan kapasitas 30 orang siap berangkat.

Kuarahkan pandangan ke gerbang dermaga seiring dengan semakin menjauhnya laju kapal. Ada rindu dan cinta yang tertinggal di sana. Cinta untuk Berlian dan seluruh pesonanya. Entah mengapa, hatiku langsung syahdu. Perlahan dermaga itupun semakin mengecil dalam pandangan.

Kurang dari satu jam, perahu merapat di pelabuhan. Aku bernapas lega karena tiba dengan selamat beserta penumpang lainnya. Segera aku memesan taksi onli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status