Share

Bab. 31. Tanakeke ... I'm Coming!

"Iya."

Kulirik raut wajahnya yang kembali muram. Ia tak berkata apapun. Sebenarnya aku sungguh kasihan, tetapi permintaannya tak masuk akal. Mana ada pernikahan pura-pura. Nikah ya nikah saja.

"Sudah kubilang, batalnya pernikahanmu itu sebagai bentuk pertolongan Allah, bayangkan seumpama pada saat akad nikah berlangsung lalu tiba-tiba datang aparat kepolisian menangkap suamimu. Malunya bisa dobel." Aku mencoba membesarkan hatinya.

Ini bukan urusan mudah. Menanggung malu di hadapan keluarga besar, kerabat, dan tetangga sangatlah berat. Tetapi, sekali lagi. Bukankah ini cara Allah menunjukkan bahwa mereka tak berjodoh? Imani saja itu.

"Kalau begitu, boleh, kan aku menginap di sini?"

"Pulanglah! Nanti aku order taksi online untukmu."

"Malam ini saja, Dok!"

"Maaf. Kalau mau menginap nanti sekalian reservasi kamar hotel, kamu langsung ke sana saja. Matikan ponsel lalu tidur."

Terdengar kurang empati sebenarnya, tetapi mau diapa, tak mungkin kukabulkan permintaannya untuk menginap di rum
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status