Share

Bab. 39. Calon Isteri

Wah. Terima kasih banyak, ini pasti enak."

"Iya. Sama-sama."

Oleh-oleh itu diletakkan dalam kotak makanan yang yang bersusun lalu dilapisi tas bekal yang ada resletingnya. Biar aman sampai di tujuan.

"Aku pamit dulu. Assalamu alaikum."

"Waalaikum salam." Lian, Ahmad, dan ayahnya kompak menjawab salamku.

Segera aku menaiki ojek yang sudah sejak subuh kuorder. Ini saat yang paling kubenci, meninggalkan Tanakeke untuk waktu yang lama. Berjumpa hanya sehari, berpisah berminggu-minggu. Beraaaat!

***

Saat di dermaga semua penumpang sudah mengambil tempat. Seperti biasa aku duduk paling ujung agar leluasa menatap hamparan laut lepas, sesekali gemercik air mengenai wajahku. Kudekap erat-erat oleh-oleh yang diberikan Berlian. Jangan sampai ketinggalan. Aku pasti akan merutuki diri habis-habisan.

Tak terasa perahu dompeng sudah tiba di tujuan. Lekas aku menuju mobil yang masih setia terparkir sejak kemarin. Setelah membayar biaya penitipan, kupacu ia menuju rumah. Perutku mendadak keroncongan.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status