Share

Bab. 40. Dilarang Cuti

Aku makan dengan lahap sekali. Perpaduan rasa lapar dan citarasa masakan Berlian yang lezat membuatku menghabiskan porsi nasi yang lebih banyak dari biasanya.

Berhubung hari ini dinasnya sampai malam, kuminta Bu Siah menyiapkannya untuk bekal. Oleh-oleh dari Berlian ini bisa untuk beberapa kali makan, porsinya banyak sekali.

"Pak Dokter mau bawa bekal?"

"Iya, Bu."

"Tumben."

"Anggap aja lagi latihan, Bu."

"Latihan?"

"Lagi latihan kalau nanti sudah menikah, tidak kaku lagi bawa bekal buatan isteri, Bu."

"Oalah. Mosok begituan pakai latihan segala. Ada-ada aja." Bu Siah terkekeh sembari menyiapkan bekal yang kuminta.

Setelah semua siap, kotak bekal itu kuletakkan di jok depan kemudian kuhidupkan mesin mobil. Saatnya berangkat menjemput rezeki.

***

Tiba di rumah sakit dengan langkah cepat aku menuju ruanganku. Satu hal yang kuhindari adalah berjumpa dengan Dokter Farid. Aku belum siap dibully meski amunisi sudah terisi penuh. Tapi, yang kuhindari justru yang paling pertama menyambutku, "S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status