Share

Bab. 48. Mulai Tak Fokus

Di umur seperti sekarang baru merasakan cubitan mesra perempuan. Tak apa terlambat menikah yang penting dengan orang yang tepat. Ini pendapat pribadiku saja, tidak untuk ditiru orang lain.

Berlian meraih tanganku lalu menciumi punggungnya. Ada tetesan hangat yang membasahi kulitku

"Kamu menangis?"

Lian mengangguk. Kemudian air matanya semakin deras. Segera kuraih tissue dan menyapu lembut cairan bening itu.

"Ada apa?"

"Nggak ada apa-apa. Aku hanya terharu dengan apa yang sudah kita lewati sampai di titik ini." Ia menunduk dengan suara yang lirih.

Aku mengusap dada lega. Kirain ada apa? Bukan hanya Lian yang terharu, aku juga sama.

"Sudah. Jangan nangis, nanti riasan kamu berantakan." Sembari menenangkan, pelan kukecup keningnya dengan lembut. Oh, ya Allah. Rasanya mau pingsan. Begini ternyata sensasinya menjadi pengantin baru.

Selanjutnya kuletakkan tanganku di atas ubun-ubunnya lalu melafazkan doa seperti yang diajarkan Ustaz Faqih.

"Yuk, kita temui Mamak dan Bapak." Ajaknya sembar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status