Share

Bab. 37. Ke Taman Baca

"Uhuk!"

Berlian dan ayahnya spontan terbatuk bersamaan. Lantas mereka saling berpandangan dan tawanya pecah. Lho? Aku salah apa?

Kupandangi mereka secara bergantian dengan tatapan heran. "Ehm, ada yang salah?" tanyaku dengan menggaruk-garuk kening.

"Hasyim, masa iddahku belum selesai lagian aku juga belum ngasih jawaban mau apa tidak."

Nyaliku sedikit menciut mendengar pernyataan Lian. Ya, sedikit saja. Selebihnya masih berkobar seperti api yang disiram bensin.

"Kamu sabar aja dulu, jawabannya nanti setelah masa iddah habis langsung kuberitahu. Kamu siapkan mental jangan sampai pingsan."

"Gak bisa jawab sekarang biar tidurku tenang, begitu?"

"Tidak bisa. Seorang wanita yang ditinggal mati atau cerai dengan suaminya, tidak boleh membahas masalah pinangan sebelum masa iddahnya berakhir. Itu yang kutahu dari ceramahnya para Ustaz. Meski jawabannya sudah kupersiapkan, tetapi nantilah kujawab jika waktunya sudah tiba."

"Ehm, anu … maksudku, kasi bocoran sedikit saja." Aiih, bicara apa a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status