Tanpa Rey sadari ia mulai bersinggungan dengan seseorang yang sudah memiliki kekuasaan di kota Andalas. Meskipun, niatnya baik untuk menyelamatkan seorang wanita yang akan di culik, tapi pria itu tidak tahu telah terlibat dengan masalah orang lain.
Caesar Santana, merupakan pebisnis cukup ternama di kota Andalas, banyak saingan bisnisnya yang menghalalkan segala cara untuk menghancurkan usahanya.Salah satunya dengan menculik anggota keluarga pria itu, untung saja Rey ada di sana. Jika tidak, mungkin Caesar bisa saja kehilangan anak perempuannya.***Di Apartemen Rey berada, pria itu sedang berdiri di balkon sambil melihat mata hari terbenam. Matanya terlihat berkaca-kaca, menyaksikan keindahan yang dulu tidak pernah ia lihat."Indahnya, apa begini cara orang kaya menikmati hidup?" tanyanya pada diri sendiri.Semenjak kecil Rey sudah hidup susah, wajar saja jika dia sangat terharu dengan apa yang dimilikinya sekarang. Walau masih hanya sebatas memiliki tempat tinggal dan uang yang pas-pasan, tapi setidaknya pria itu bisa menikmati kehidupan yang sama dengan orang lain.[Misi terpicu! Tangkap dua orang pengintai.Hadiah : Mobil Sport.]Saat Rey sedang menikmati indahnya matahari terbenam dari balkon. Sistem memberikannya pemberitahuan yang membuat pria itu langsung menghela napas."Pengintai apa lagi Sistem?" tanyanya bingung.[Tuan, lebih baik anda hati-hati.]Bukannya menjawab pertanyaan Rey, tapi Sistem hanya memberikannya sebuah peringatan.Jelas saja Rey bingung dengan maksud Sistem. Namun, ia yang sudah bertekad untuk merubah hidupnya, tentu langsung bergegas menyelesaikan misi tersebut."Sistem, apa kamu bisa memberitahuku dimana pengintai itu?" tanya Rey sambil berjalan keluar dari Apartemennya.[Tuan, saya tidak bisa memberitahu detail misi anda, tapi yang pasti setiap misi yang terpicu pasti berhubungan dan dekat dengan anda!]Mendengar penjelasan Sistem, Rey mengernyitkan dahi. Ternyata benar kata Sistem, setiap misi memiliki kesulitan masing-masing, ditambah ia juga harus menyelesaikan misi itu sendiri. Karena Sistem hanya memberikan pemberitahuan saja.Rey menutup pintu kamarnya yang secara otomatis langsung terkunci, ia menyapu pandangannya ke segala arah, mencari pengintai yang diberitahukan Sistem.Sepanjang jalan Rey tidak melihat seorang pun yang berada di Apartemen, ia hanya melihat ada Security sedang berpatroli."Tidak ada yang aneh di sini," gumamnya lirih sambil berjalan ke Lift. Namun, langkah kakinya berhenti, ia baru menyadari, jika misi itu dekat dengan dirinya sudah jelas pengintai tersebut ada di sana.Rey langsung membalik badan, benar saja Security yang berpatroli juga diam di tempatnya. Ia mengulas sebuah senyum dan kembali berjalan masuk ke Lift setelah pintu terbuka.Dugaan Rey benar, ketika pintu Lift hampir tertutup sepenuhnya, tampak dua Security itu berjalan ke arah Lift juga."Kenapa mereka mengintai ku? Apa para Security itu masih tidak percaya kalau aku memiliki apartemen di sini?" Rey bertanya-tanya sendiri didalam Lift.Rey hanya bisa menghela napas, ia menunggu Lift sampai ke bawah, setelah pintu Lift terbuka, ia bergegas mencari tempat bersembunyi ditempat parkir.Setelah menunggu beberapa saat, kedua Security tersebut keluar dari Lift. Rey memperhatikan gerak-gerik mereka sambil berusaha mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan."Brengsek, kemana dia?" terdengar suara salah satu Security menggerutu."Kita cari saja, aku yakin dia sedang mencari makan tidak jauh dari sini," timpal Security lainnya.Kedua Security menghampiri salah satu mobil, saat keduanya membuka pintu mobil. Rey langsung menyerang salah satu Security dengan memukul tengkuknya sangat keras hingga langsung tidak sadarkan diri.Mendengar suara pukulan keras, Security satunya menoleh. Pria itu terkejut ketika melihat Rey sudah ada di sana dan rekannya terkapar di lantai parkiran."Hai," sapa Rey sambil tersenyum."Brengsek!" raung Security yang langsung menyerang Rey.SwutBug! Bug!Terdengar suara pukulan beberapa kali saat Rey berhasil melesatkan kepalan tangannya mengenai wajah dan perut Security.Security berjalan mundur sambil memegangi perut dan wajahnya. "Sialan!" gerutu Security."Hehehe ... maaf, tapi bogem ku tidak bisa ditahan," ucap Rey sambil terkekeh.Security mengatupkan rahangnya kuat-kuat, ia melesat dengan kecepatan penuh. Rey hanya tersenyum menanggapi hal tersebut, ia melihat pintu mobil yang sedikit terbuka menariknya.BruakUgh!Security meraung kesakitan sambil jatuh kelantai ketika ia menabrak pintu mobil dengan sangat keras."Pasti sakit," ucap Rey mengejek sambil menutup pintu mobil dan menghampiri Security yang sedang meraung kesakitan di lantai.Security menatap tidak berdaya Rey yang sedang berdiri di hadapannya sambil menyeringai, tiba-tiba pria itu meregangkan kedua tangannya sambil mengangkat satu kaki."Teknik pembunuh, Elang terbang ... hiya!" seru Rey lantang sambil berpose layaknya burung terbang.Duak!Ugh!"K-Ka ...." Suara Security tercekat kemudian pingsan setelah Rey menginjak bijinya dengan cukup keras.[Misi Berhasil! Menangkap pengintai.Selamat anda mendapatkan sebuah mobil Lamborghini Veneno! Hadiah akan di kirim secepatnya!]Rey menghela napas lega, ia melihat kedua orang Security yang tidak sadarkan diri. Pria itu mengerutkan kening ketika memperhatikan baik-baik kedua orang tersebut, ia merasa bukan Security yang berjaga waktu dirinya pertama datang."Mmmm ...." Terdengar suara geraman dari dalam mobil dua Security tersebut.Rey sontak saja langsung melihat kedalam mobil, benar saja ada dua orang yang di jok belakang sedang di sekap, satunya masih sadar dan satunya pingsan."Astaga, ternyata mereka memang bukan Security," ucap Rey yang langsung bergegas melepaskan kedua orang yang di sekap."Terima kasih tuan," ucap Security yang ditemui Rey saat pertama ia datang."Kenapa kalian bisa sampai seperti ini? Siapa mereka sebenarnya?" tanya Rey setelah melepaskan dua Security."Entahlah tuan, mereka tiba-tiba menyerang kami saat sedang berjaga," jawab Security tersebut sambil memapah rekannya.Rey menghela napas tidak berdaya. "Kamu telepon Polisi, aku akan mengikat mereka berdua," perintah Rey pelan."Baik tuan," jawab Security langsung menaruh rekannya agar duduk dilantai parkiran bersandar di mobil kemudian menelepon polisi.Sementara Rey mengikat keduanya dengan tali yang digunakan untuk menyekap kedua Security asli.Tidak berselang lama polisi tiba. Rey langsung di mintai keterangan oleh Polisi bersama Security yang tersadar. Ia pun mengatakan semua yang terjadi tanpa menutupi apa pun kepada para Polisi dan Security yang di tolong Rey membenarkan semua perkataan pria itu.Setelah sudah selesai meminta keterangan kepada Rey dan Security yang tersadar. Polisi membawa dua orang yang telah mengintai Rey ke kantor mereka."Tuan, sekali lagi saya berterima kasih," ucap Security sopan sambil sedikit membungkukkan badan.Rey menepuk bahu Security. "Bukan masalah, buatku," jawabnya percaya diri.Security hanya bisa tersenyum penuh arti, ia baru melihat ada anak orang kaya yang begitu ramah seperti Rey, biasanya mereka yang tinggal di Apartemen tersebut sangatlah arogan. Namun, Rey sangatlah berbeda, ditambah pria itu memiliki kemampuan beladiri, jelas saja hal tersebut menambah kekaguman Security kepada Rey.Tiba-tiba sebuah mobil Lamborghini Veneno datang ke parkiran Apartemen, berhenti tepat di samping Rey dan Security yang sedang membangunkan rekannya dengan menepuk-nepuk kedua pipinya.Seorang pria dengan tubuh gempal turun dari mobil, tampangnya sangat arogan ketika melihat Rey dan Security yang tertegun menatapnya."Hei, apa benar tuan Asmodeus tinggal di
Wanita yang akan menabrak Rey Monica Santander, orang yang pria itu selamatkan dari para penculik.Monica menatap Rey lekat-lekat, ia yakin kalau pria itu memang penyelamatnya ketika akan diculik dalam pusat perbelanjaan."Ka-Kamu pria yang menyelematkan aku 'kan?" tanyanya memastikan dan bersemangat, sehingga membuat wanita itu gugup.Rey tersadar dari lamunannya, ia bingung dengan pertanyaan dari wanita cantik dihadapannya itu."Maaf kamu siapa?" Rey balik bertanya dengan raut wajah bingung.Monica tersenyum sambil langsung menggenggam tangan Rey. "Monica Santander, aku orang yang kamu selamatkan dari penculik sewaktu diparkiran pusat perbelanjaan," jawabnya bersemangat.Rey tidak fokus mendengar perkataan Monica, pria itu melihat tangannya yang sedang digenggam seorang wanita cantik.Sangat lembut dan halus, membuat Rey benar-benar lupa kalau Monica sedang berbicara dengannya. "Hei, malah melamun! Siapa nama kamu?!" tegur Monica dengan suara sedikit keras."Eh ... i-iya, a-aku Rey
Semua orang yang ada di Kafe melihat orang-orang berjas hitam tersebut, mereka bertanya-tanya siapa mereka semua.Monica menoleh kearah orang-orang berjas hitam, diantara mereka ada satu pria yang cukup tampan berjalan didepan orang-orang berjas hitam tersebut.Monica memutar bola mata malas ketika melihat pria tersebut datang bersama dengan para pengawal pribadinya.Sementara Rey tidak memikirkan orang-orang itu sama sekali, ia masih menikmati makanan yang menurutnya sangatlah enak dan sayang jika tidak dihabiskan."Monica, aku tadi ke rumah kamu, tapi kamu katanya kabur, kita pulang sekarang, oke!" ajak pria itu lembut.Monica menghela napas. "Sudahlah Maron, jangan ganggu aku lagi, lebih baik kamu pergi," jawabnya malas."Tidak, aku sudah berjanji dengan tuan Caesar untuk membawa kamu pulang," ucap Maron kekeh."Benar Nona, tuan besar menyuruh Anda pulang," timpal pengawal Monica yang datang bersama dengan Maron."Aku sudah dewasa, nanti juga pulang sendiri!" jawab Monica ketus.Ma
Melihat darah yang mengalir dari kepala Rey menghilang dengan sendirinya, tentu saja membuat bawahan Maron bingung.Swut!Rey berlari sambil melompat tinggi, tangannya mengepal dengan erat dan meninju bawahan Maron yang tadi memukulnya menggunakan kursi.Duak!Brug!Pukulan Rey tap mengenai wajah bawahan Maron sangat keras, pria itu terpental kebelakang, terlentang ditanah langsung tidak sadarkan diri.Rey berdiri tegap kembali setelah memukul sambil melompat, ia menoleh ke arah pria satunya yang tampak ketakutan.Swut!Rey tidak menunggu lagi, ia langsung menjambak rambut pria itu dan menarik kepalanya ke bawah. Lutut Rey diangkat keatas.Duak!Suara benturan renyah terdengar, pria itu langsung tubuhnya lemas seketika. Rey melemparkannya ke samping.Monica tertegun melihat Rey yang masih berdiri tegap, luka yang tadi ada ditubuhnya juga sudah menghilang, kejadian tersebut tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.Maron yang dari tadi tertawa juga langsung terdiam, pria itu menelan lu
Ke esokan harinya ....Rey terbangun dari tidurnya, pria itu sudah terbiasa bangun pagi untuk mengais sampah. Ia mengucek matanya sambil duduk. Reflek Rey menggerayangi sekitar tempatnya tidur dengan keadaan masih setengah tersadar."Loh ... mana kantung Sam ...." Suara Rey tercekat ketika melihat wilayah sekitarnya berbeda, yang bisanya ia tidur beralaskan kardus bekas, sekarang ada di kasur empuk."Astaga! Kenapa aku bisa di sini, gawat! Bisa-bisa aku di sangka maling!" lanjutnya bergegas berdiri dan berlari kearah pintu. Namun, saat ia sudah memegang kenop pintu, pria itu baru sadar kalau sekarang ia memiliki tempat tinggal, "bodohnya aku, bukankah sekarang ini rumahku?" gumamnya pada diri sendiri sambil menepuk jidat.Rey tersenyum getir, kebiasannya sehari-hari menjadi gelandangan, membuat ia lupa telah memiliki tempat tinggal pemberian Sistem.Pria itu kembali ke kamarnya, ia duduk di ranjang sambil tersenyum-senyum sendiri mendapati kebodohan yang masih hinggap di pikirannya.[M
Monica mencari alasan kenapa ia bisa tepat waktu saat Rey membutuhkan bantuan. Wanita itu tampak bingung akan menjawab apa.Rey menghela napas panjang. "Terima kasih Monica," ucap Rey lembut.Wanita yang sedang menyetir itu hanya mengangguk sambil tersenyum."Maaf mengganggu, bisakah lebih cepat lagi? Kakiku sakit sekali," tegur Pria yang akan bunuh diri di kursi belakang sambil menahan rasa sakit di kakinya.Rey menoleh kebelakang. "Kalau tahu sakit, ngapain kamu lompat dari sana, bodoh!" Pria itu hanya tersenyum getir mendengar perkataan Rey sambil memegangi kakinya yang patah.Setelah beberapa saat mereka sampai di rumah sakit, Rey langsung meminta para perawat untuk memberikan pertolongan pada pria yang ia selamatkan.Rey duduk di ruang tunggu bersama dengan Monica yang mengantarnya, pria itu menyenderkan tubuhnya di dinding."Rey, siapa orang itu?" tanya Monica membuka pembicaraan."Entahlah, aku hanya menyelamatkan dia," jawabnya enteng.Monica menatap Rey dengan seksama, pria
Gio menghirup napas dalam-dalam, ia mencoba untuk tetap tenang menghadapi Bos besar didepannya itu."Tuan Asmodeus, saya mau bekerja ditempat anda walau hanya menjadi karyawan tetap, tapi saya pasti tidak akan bisa bekerja beberapa bulan kedepan dengan kondisi seperti ini," ucapnya tidak berdaya.Rey mengangguk mengerti, tidak mungkin pria yang tidak bisa berjalan berangkat ke kantor. Ia juga bingung bagaimana caranya agar Giovanni bisa bekerja dengannya.[Tuan, telepon saja Perusahaan anda, asisten pribadi anda yang berada di sana akan mengurus masalah tersebut, bahkan Giovani bisa bekerja dibalik layar terlebih dahulu sambil duduk di sini.]Sistem tiba-tiba memberikan pemberitahuan kepada Rey dibenaknya, sehingga membuat pria itu tersenyum simpul."Sebentar," ucap Rey yang mengeluarkan Ponselnya dan mencari nomor asisten pribadinya yang sudah Sistem simpan didalam sana bersamaan dengan Rey saat mendapatkan perusahaan tersebut.Gio hanya mengangguk, walau tidak tahu siapa yang akan di
Sardat dan kedua pengawalnya langsung pergi ke kantin bersama dengan pengawal anaknya yang melihat Rey.Orang-orang yang mengenali Sardat sedikit membungkukkan badan untuk menghormati pria tersebut, mengingat dia salah satu orang terkaya di kota Andalas.Sesampainya di kantin, Rey masih ada di sana. Bawahan Maron menunjuknya. "Tuan, itu orangnya," ucap dia yakin.Sardat mengernyitkan dahi ketika melihat seorang Pemuda dengan tubuh kurus yang di tunjuk pengawal Anaknya."Kamu yakin dia orangnya?" tanya Sardat memastikan."Saya yakin tuan!" jawabnya mantap.Sardat sedikit bingung, pasalnya pemuda kurus seperti Rey bisa mengalahkan empat pengawal Maron. Namun, pria paruh baya yang sudah marah dengannya langsung memerintahkan dua pengawal kekarnya untuk menghajar Rey."Seret dia keluar dan berikan pelajaran!" perintah Sardat tegas."Baik Bos!" jawab dua pengawal tersebut mantap.Rey sedang beranjak dari duduknya berbuat pergi dari sana setelah selesai makan.Tiba-tiba kerah belakangnya di