Share

Bab 02 - Sampah Kong Lao

Hamparan rumput hijau yang luas, terlihat seorang lelaki tengah duduk dengan ekspresi bingung. Lelaki ini memandang ke kanan dan kiri, akan tetapi tidak menemukan apa yang dirinya cari.

“Aku berada di mana?” pemuda ini memakai pakaian putih yang mana dilapisi lagi oleh pakaian berwarna biru. Sabuk hitam mengikat pinggangnya, sehingga terlihat pakaian tersebut layaknya milik seorang seniman bela diri.

Detik berikutnya, pemuda ini memegang kepalanya segera. Rasa sakit menghantam pikirannya dan berbagai rangkaian ingatan muncul dalam sekejap.

Ingatan pertama ialah saat pemuda tersebut berhadapan dengan pria paruh baya. Mata pria paruh baya tersebut dingin dan dirinya mengucapkan kata yang benar-benar menusuk. “Kong Lao, kau benar-benar sampah dan aib Klan.”

Ingatan kedua ialah saat pemuda itu berjalan di jalanan kota. Semua orang menertawakan dirinya dan terus mengejek sampah dan tidak berguna untuk Klan. Bahkan ada yang melempari dirinya dengan telur busuk.

Ingatan ketiga ialah yang paling dalam. Klan tempatnya berada memberikan rumah yang jauh dari klan. Hal ini bertujuan sebagai pengasingan.

Semua ingatan tersebut masuk ke dalam pikirannya, pemuda ini terengah-engah dan senyum mengerikan muncul di wajahnya. “Jadi, pria yang muncul itu memindahkan jiwaku ke orang yang lemah ini.”

“Juga, nama anak ini sama denganku.” Pemuda ini bernama Kong Lao. Dia laki-laki yang memiliki tubuh kurus, sampai tulang-tulang miliknya terlihat. Dia benar-benar kurang nutrisi bahkan gizi untuk tumbuh.

Namun, jiwa yang dimiliki Kong Lao ialah sosok yang paling mengerikan di Alam Semesta. Dirinya disebut sebagai Penguasa Alam Semesta yang memiliki musuh bebuyutan yaitu Penguasa Alam Semesta lain, Long Han.

“Tubuh ini benar-benar buruk. Juga, sistem dunia ini menarik.” Kong Lao merasakan aliran energi baru di udara. Entah mengapa, senyum di wajahnya muncul setiap saat dan dirinya juga merasakan bahwa tubuh yang dia kendalikan sedikit kurang menurut.

“Aku akan membalaskan dendammu, tenanglah di alam sana!” Kong Lao menenangkan jiwa yang berada di tubuhnya itu. Dia merasakan sesuatu telah pergi dari dirinya dan kali ini tubuh sudah sepenuhnya dapat dirinya kendalikan.

“Dunia ini dinamai Dunia Awan Biru, setiap petarung memiliki Awan yang menjadi dasar pelatihan kultivasi. Sementara itu, setiap warna awan menunjukkan seberapa tinggi masa depan yang dapat dicapai.” Kong Lao mengangguk paham, ketika mencerna satu persatu terkait informasi dunianya sekarang.

Sementara itu, di jalanan kota. Terlihat tiga orang pemuda yang tengah memakai pakaian putih dilapisi biru. Mereka merupakan keluarga Kong dan pemuda di tengah ialah pemimpin dari kelompok tersebut.

“Bos, apakah kita perlu ke bukit untuk menghajar si Kong Lao itu?”

“Ya, salah sendiri menjadi Putra Patriark yang diasingkan. Dia akan menjadi samsak tinjuku ketika aku lagi kesal!” Pemuda di tengah menjawab anak buahnya dengan tangan mengepal. Dia benar-benar penuh amarah dan butuh seseorang untuk pelampiasan.

“Itu benar juga, aku tidak sabar ingin memukuli orang itu!” Pemuda di sebelahnya juga merasakan antusias bosnya. Ketiga orang itu terus berjalan menuju ke bukit tempat Kong Lao berada.

Di sisi lain, Kong Lao tengah duduk sambil memejamkan mata. Tepat saat angin menjauh dari dirinya, senyum pemuda ini mengambang dan mata yang terpejam perlahan terbuka.

“Sesuai dugaanku, sistem dunia ini benar-benar berbeda. Namun, ada kemiripan tertentu. Awan ini memang menjadi dasar yang bagus, akan tetapi pengetahuan orang-orang di dunia sangat buruk.” Kong Lao menggelengkan kepala ketika merujuk penentuan mana kultivasi yang bagus.

“Semua awan sebenarnya sama, hanya saja teknik budidaya yang dipilih harus tepat. Aku yang sudah menghafal seluruh buku kultivasi di Alam Semesta dulu, benar-benar bermanfaat.” Kong Lao tersenyum dan berikutnya melanjutkan kultivasi miliknya.

Beberapa menit telah berlalu, meningkatkan level satu ke dua itu hal mudah, sehingga dirinya tidak memerlukan banyak usaha. Namun, tepat akan naik ke level ketiga. Kong Lao membuka matanya dan persepsi miliknya menyadari adanya beberapa orang di sekitar.

‘Oh ada dua orang di pohon. Kelihatannya mereka kuat, juga tiga orang ini mengapa aku merasa mereka berada di level satu dan dua.’ Kong Lao berdiri segera, kemudian memandang ke arah tiga orang yang dirinya rasakan.

“Kong Lao, akhirnya aku menemukanmu, sampah!” raungan pemuda di tengah membuat Kong Lao mengerut, kemudian dia mengingat siapa pemuda itu.

Kong Yan, pemuda ini merupakan sosok yang bisa dianggap sepupunya. Dia merupakan anak dari Tetua Klan Kong, yang mana tetua tersebut merupakan pamannya.

“Kong Yan, mengapa kau mencariku?” Kong Lao menatap dingin ke arah ketiga orang itu, ekspresinya datar dan acuh tak acuh.

Tentu sikap Kong Lao membuat Kong Yan dan rombongan terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa pemuda di depannya itu benar-benar berani mengatakan hal itu.

“Hem! Sampah tetaplah sampah!” Kong Yan tidak mau berbasa-basi. Dia sendiri melesat ke arah Kong Lao, kemudian tangannya mengepal dan berayun cepat ke depan.

Kong Lao menatap diam, hal ini tentu membuat Kong Yan menyeringai dan tahu bahwa pemuda di depannya itu ketakutan. ‘Hem, sebelumnya kau sangat sok. Sekarang kau terdiam dan kencing di celana!’

Namun, pikiran batin Kong Yan tidak sesuai. Kong Lao dengan santai memiringkan kepala ke kiri, tentu hal ini membuat pukulan pemuda itu mengenai angin.

Kong Lao selepas menghindar, segera menendang kaki lawan, membuat Kong Yan tersebut kehilangan keseimbangan dan jatuh di tanah.

Tentu hal ini membuat dua anak buah Kong Yan melebarkan mata, mereka terkejut dengan aksi yang dilakukan oleh Kong Lao tersebut.

“Bos!” kedua pemuda itu sadar dan segera memandang ke arah Kong Yan sambil berteriak. Sementara itu, Kong Yan terkejut karena serangan miliknya dianggap cepat dan itu dapat dihindari lawan yang dikenal sampah. Keterkejutan itu menghilang seketika karena teriakan dua anak buahnya.

“Kalian serang dia!” Kong Yan meraung dengan keras. Dua anak buahnya mengangguk dan melesat cepat menuju ke arah Kong Lao.

Ekspresi Kong Lao sama sekali tidak berubah, dia acuh tak acuh. Kemudian, dia melihat dua musuh sudah di depan mata sambil mengayunkan kepalan tangan.

“Mati!” raung dua orang anak buah Kong Yan. Namun, serangan mereka berdua sia-sia karena Kong Lao dengan mudah menghindarinya.

Lelaki ini menunduk dan saat kepalan tangan lawan melewati tempatnya berada. Dia dengan santai memukul perut kedua orang itu.

“Bam! Bam!” letupan kecil terdengar, mata kedua anak buah Kong Yan melebar. Kemudian jatuh pingsan di tanah.

Kong Yan sendiri melebarkan matanya, sampah yang dikenal aib dan level orang itu ialah nol. Di mana level terendah sendiri, bahkan itu hanya dimiliki rakyat biasa. Namun, kali ini level tersebut dapat mengalahkan level satu.

“Jadi, apa tujuanmu kemari Kong Yan? Apakah ingin berdebat saja?” mata Kong Lao dingin, dia memandang ke arah anak pamannya itu dengan niat membunuh yang kental.

Kong Yan tentu merasakan hal itu, dia merinding dan penuh ketakutan. Pemuda ini tidak pernah mendapatkan pandangan mematikan seperti itu, bahkan kakak maupun ayahnya memperlakukan dirinya dengan lembut.

Kong Yan sendiri anak manja. Dia tidak tahu niat membunuh, sehingga hal ini merupakan pertama kalinya dia merasakan hal itu.

Tubuhnya gemetar dan celananya basah seketika. “Tidak, Kong Lao! Ampuni aku!”

Kong Lao mendengus ringan dan berkata dingin. “Pergilah!”

Kong Yan mengangguk dengan bodoh dan segera menyeret dua anak buahnya pergi dari bukit. Sementara itu, Kong Lao merasakan dua orang di atas pohon tak jauh sebelumnya kini tersisa satu orang saja.

To be Continued.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status