Hamparan rumput hijau yang luas, terlihat seorang lelaki tengah duduk dengan ekspresi bingung. Lelaki ini memandang ke kanan dan kiri, akan tetapi tidak menemukan apa yang dirinya cari.
“Aku berada di mana?” pemuda ini memakai pakaian putih yang mana dilapisi lagi oleh pakaian berwarna biru. Sabuk hitam mengikat pinggangnya, sehingga terlihat pakaian tersebut layaknya milik seorang seniman bela diri.Detik berikutnya, pemuda ini memegang kepalanya segera. Rasa sakit menghantam pikirannya dan berbagai rangkaian ingatan muncul dalam sekejap.Ingatan pertama ialah saat pemuda tersebut berhadapan dengan pria paruh baya. Mata pria paruh baya tersebut dingin dan dirinya mengucapkan kata yang benar-benar menusuk. “Kong Lao, kau benar-benar sampah dan aib Klan.”Ingatan kedua ialah saat pemuda itu berjalan di jalanan kota. Semua orang menertawakan dirinya dan terus mengejek sampah dan tidak berguna untuk Klan. Bahkan ada yang melempari dirinya dengan telur busuk.Ingatan ketiga ialah yang paling dalam. Klan tempatnya berada memberikan rumah yang jauh dari klan. Hal ini bertujuan sebagai pengasingan.Semua ingatan tersebut masuk ke dalam pikirannya, pemuda ini terengah-engah dan senyum mengerikan muncul di wajahnya. “Jadi, pria yang muncul itu memindahkan jiwaku ke orang yang lemah ini.”“Juga, nama anak ini sama denganku.” Pemuda ini bernama Kong Lao. Dia laki-laki yang memiliki tubuh kurus, sampai tulang-tulang miliknya terlihat. Dia benar-benar kurang nutrisi bahkan gizi untuk tumbuh.Namun, jiwa yang dimiliki Kong Lao ialah sosok yang paling mengerikan di Alam Semesta. Dirinya disebut sebagai Penguasa Alam Semesta yang memiliki musuh bebuyutan yaitu Penguasa Alam Semesta lain, Long Han.“Tubuh ini benar-benar buruk. Juga, sistem dunia ini menarik.” Kong Lao merasakan aliran energi baru di udara. Entah mengapa, senyum di wajahnya muncul setiap saat dan dirinya juga merasakan bahwa tubuh yang dia kendalikan sedikit kurang menurut.“Aku akan membalaskan dendammu, tenanglah di alam sana!” Kong Lao menenangkan jiwa yang berada di tubuhnya itu. Dia merasakan sesuatu telah pergi dari dirinya dan kali ini tubuh sudah sepenuhnya dapat dirinya kendalikan.“Dunia ini dinamai Dunia Awan Biru, setiap petarung memiliki Awan yang menjadi dasar pelatihan kultivasi. Sementara itu, setiap warna awan menunjukkan seberapa tinggi masa depan yang dapat dicapai.” Kong Lao mengangguk paham, ketika mencerna satu persatu terkait informasi dunianya sekarang.Sementara itu, di jalanan kota. Terlihat tiga orang pemuda yang tengah memakai pakaian putih dilapisi biru. Mereka merupakan keluarga Kong dan pemuda di tengah ialah pemimpin dari kelompok tersebut.“Bos, apakah kita perlu ke bukit untuk menghajar si Kong Lao itu?”“Ya, salah sendiri menjadi Putra Patriark yang diasingkan. Dia akan menjadi samsak tinjuku ketika aku lagi kesal!” Pemuda di tengah menjawab anak buahnya dengan tangan mengepal. Dia benar-benar penuh amarah dan butuh seseorang untuk pelampiasan.“Itu benar juga, aku tidak sabar ingin memukuli orang itu!” Pemuda di sebelahnya juga merasakan antusias bosnya. Ketiga orang itu terus berjalan menuju ke bukit tempat Kong Lao berada.Di sisi lain, Kong Lao tengah duduk sambil memejamkan mata. Tepat saat angin menjauh dari dirinya, senyum pemuda ini mengambang dan mata yang terpejam perlahan terbuka.“Sesuai dugaanku, sistem dunia ini benar-benar berbeda. Namun, ada kemiripan tertentu. Awan ini memang menjadi dasar yang bagus, akan tetapi pengetahuan orang-orang di dunia sangat buruk.” Kong Lao menggelengkan kepala ketika merujuk penentuan mana kultivasi yang bagus.“Semua awan sebenarnya sama, hanya saja teknik budidaya yang dipilih harus tepat. Aku yang sudah menghafal seluruh buku kultivasi di Alam Semesta dulu, benar-benar bermanfaat.” Kong Lao tersenyum dan berikutnya melanjutkan kultivasi miliknya.Beberapa menit telah berlalu, meningkatkan level satu ke dua itu hal mudah, sehingga dirinya tidak memerlukan banyak usaha. Namun, tepat akan naik ke level ketiga. Kong Lao membuka matanya dan persepsi miliknya menyadari adanya beberapa orang di sekitar.‘Oh ada dua orang di pohon. Kelihatannya mereka kuat, juga tiga orang ini mengapa aku merasa mereka berada di level satu dan dua.’ Kong Lao berdiri segera, kemudian memandang ke arah tiga orang yang dirinya rasakan.“Kong Lao, akhirnya aku menemukanmu, sampah!” raungan pemuda di tengah membuat Kong Lao mengerut, kemudian dia mengingat siapa pemuda itu.Kong Yan, pemuda ini merupakan sosok yang bisa dianggap sepupunya. Dia merupakan anak dari Tetua Klan Kong, yang mana tetua tersebut merupakan pamannya.“Kong Yan, mengapa kau mencariku?” Kong Lao menatap dingin ke arah ketiga orang itu, ekspresinya datar dan acuh tak acuh.Tentu sikap Kong Lao membuat Kong Yan dan rombongan terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa pemuda di depannya itu benar-benar berani mengatakan hal itu.“Hem! Sampah tetaplah sampah!” Kong Yan tidak mau berbasa-basi. Dia sendiri melesat ke arah Kong Lao, kemudian tangannya mengepal dan berayun cepat ke depan.Kong Lao menatap diam, hal ini tentu membuat Kong Yan menyeringai dan tahu bahwa pemuda di depannya itu ketakutan. ‘Hem, sebelumnya kau sangat sok. Sekarang kau terdiam dan kencing di celana!’Namun, pikiran batin Kong Yan tidak sesuai. Kong Lao dengan santai memiringkan kepala ke kiri, tentu hal ini membuat pukulan pemuda itu mengenai angin.Kong Lao selepas menghindar, segera menendang kaki lawan, membuat Kong Yan tersebut kehilangan keseimbangan dan jatuh di tanah.Tentu hal ini membuat dua anak buah Kong Yan melebarkan mata, mereka terkejut dengan aksi yang dilakukan oleh Kong Lao tersebut.“Bos!” kedua pemuda itu sadar dan segera memandang ke arah Kong Yan sambil berteriak. Sementara itu, Kong Yan terkejut karena serangan miliknya dianggap cepat dan itu dapat dihindari lawan yang dikenal sampah. Keterkejutan itu menghilang seketika karena teriakan dua anak buahnya.“Kalian serang dia!” Kong Yan meraung dengan keras. Dua anak buahnya mengangguk dan melesat cepat menuju ke arah Kong Lao.Ekspresi Kong Lao sama sekali tidak berubah, dia acuh tak acuh. Kemudian, dia melihat dua musuh sudah di depan mata sambil mengayunkan kepalan tangan.“Mati!” raung dua orang anak buah Kong Yan. Namun, serangan mereka berdua sia-sia karena Kong Lao dengan mudah menghindarinya.Lelaki ini menunduk dan saat kepalan tangan lawan melewati tempatnya berada. Dia dengan santai memukul perut kedua orang itu.“Bam! Bam!” letupan kecil terdengar, mata kedua anak buah Kong Yan melebar. Kemudian jatuh pingsan di tanah.Kong Yan sendiri melebarkan matanya, sampah yang dikenal aib dan level orang itu ialah nol. Di mana level terendah sendiri, bahkan itu hanya dimiliki rakyat biasa. Namun, kali ini level tersebut dapat mengalahkan level satu.“Jadi, apa tujuanmu kemari Kong Yan? Apakah ingin berdebat saja?” mata Kong Lao dingin, dia memandang ke arah anak pamannya itu dengan niat membunuh yang kental.Kong Yan tentu merasakan hal itu, dia merinding dan penuh ketakutan. Pemuda ini tidak pernah mendapatkan pandangan mematikan seperti itu, bahkan kakak maupun ayahnya memperlakukan dirinya dengan lembut.Kong Yan sendiri anak manja. Dia tidak tahu niat membunuh, sehingga hal ini merupakan pertama kalinya dia merasakan hal itu.Tubuhnya gemetar dan celananya basah seketika. “Tidak, Kong Lao! Ampuni aku!”Kong Lao mendengus ringan dan berkata dingin. “Pergilah!”Kong Yan mengangguk dengan bodoh dan segera menyeret dua anak buahnya pergi dari bukit. Sementara itu, Kong Lao merasakan dua orang di atas pohon tak jauh sebelumnya kini tersisa satu orang saja.To be Continued.Di pohon tak jauh dari tempat Kong Lao berada. Satu sosok orang berpakaian serba hitam memandang penuh dengan keseriusan. “Aku tidak menyangka, Tuan Muda benar-benar menyembunyikan dirinya.”Pria berpakaian serba hitam ini benar-benar terkejut, dia sebenarnya tahu bahwa tuan muda tidaklah ada harapan. Dia sebenarnya merasa kasihan akan Patriark. Namun, ketika melihat pertandingan di depan mata, perasaan kasihan itu menghilang dalam sekejap.‘Level Tuan Muda sama sekali tidak berubah. Masih nol, akan tetapi aku merasa dia berada di level yang lain.’ Pria serba hitam ini berpikir dengan tenang, kemudian dia tetap diam dan mengawasi tuan mudanya itu.Sementara itu, bayangan hitam terus melesat dan akhirnya masuk ke bangunan megah di kota. Bangunan besar itu berlantai tiga, pemilik asli bangunan tersebut berada di ruangan lantai tiga.Tiba di ruangan lantai tiga, bayangan hitam berhenti di belakang sosok pria paruh baya dalam ingatan Kong Lao sebelumnya. Bayangan hitam menunduk dan berubah
Kota Bulan Merah, sebuah kota yang terletak di antara dua gunung yang paling dikenal gunung kembar. Mereka memiliki ketinggian yang sama dan penuh akan pepohonan yang mana daunnya tertutup oleh salju tebal.Kota ini sendiri memiliki tiga musim yang selalu berganti setiap saat. Ketiga musim itu ialah semi, panas dan salju.Kota Bulan Merah juga dikenal sebagai kota yang memiliki penjualan kayu tertinggi. Hal ini karena berbagai pohon di kota tersebut benar-benar berkualitas bagus.Juga, mereka memiliki berbagai toko yang menjual obat, ramuan, rempah-rempah, senjata dan masih banyak lagi. Tentu dengan hadirnya toko-toko itu, membuat kota semakin semarak.Keramaian kota sangat wajar, banyak pedagang asing yang ingin singgah dan membeli untuk perdagangan di kota selanjutnya.Tidak ada yang berani membuat onar di kota tersebut. Di bawah tuan kota sendiri, ada empat klan terkuat dan ada juga klan-klan kecil yang tentu memiliki kekuatan tidak lemah dari mereka.Kali ini, Kong Lao berjalan di
Pelayan perempuan yang mendengar suara tersebut, seketika merinding dan penuh akan rasa takut. ‘Mengapa sampah ini begitu menakutkan?’Sementara itu, di ruangan atas toko. Seorang perempuan cantik tengah duduk sambil memejamkan mata. Namun, ketika merasakan niat membunuh di bawah. Mata perempuan ini melebar dan tubuhnya sedikit gemetar.“Niat membunuh yang kuat, sudah berapa manusia yang sudah dia bunuh!” Perempuan cantik itu melebarkan matanya. Dia menyadari asal dari niat membunuh tersebut.Hal ini membuat perempuan itu bergegas turun ke bawah dan tepat di lantai satu, dirinya melihat pemuda yang dianggap sampah oleh klannya sendiri.Perempuan cantik tersebut mengerut, kemudian dia merasakan niat membunuh itu berasal dari pemuda di depan. ‘Bagaimana mungkin? Orang yang dianggap sampah memiliki niat membunuh yang begitu padat!’“Oh, apakah kau pemilik toko ini?” Kong Lao yang semenjak tadi mengarahkan niat membunuh ke arah pelayan, segera teralih menuju seorang perempuan yang berada d
“Berhenti, sampah!” Seorang perempuan cantik menghadang perjalanan dari Kong Lao. Tentu hal ini membuat lelaki itu sedikit mengerut.“Siapa kau!” Kong Lao tidak pernah mengenali perempuan di depannya itu. Bahkan dalam ingatan asli pemilik tubuh, tidak ada sama sekali ingatan terkait dirinya.“Cih, ini pertemuan pertama kali kita! Juga, kedatanganku kesini ialah menghentikan kontrak pernikahan kita! Aku ingin memutuskan hal itu!” Perempuan tersebut berkata dengan suara keras.Seluruh orang di sekitar mereka berhenti dan memandang ke arah pertengkaran tersebut. Mereka semua juga mengenali Kong Lao itu.“Hei, mengapa sampah Klan Kong berada di tempat ini!”“Mana kutahu, seingatku dia hidup di pinggiran Klan dan tidak pernah masuk ke dalam Kota!”“Lalu siapa perempuan itu?”“Bukankah dia berasal dari Klan Hu, putri dari Patriark klan tersebut, Hu Rong!”Seluruh warga di sekitar area pertengkaran Kong Lao, seketika ramai. Mereka semua bergosip terkait pertempuran tersebut dan akhirnya ident
“Apakah benar begitu?” Seorang pria paruh baya tengah memandang ke arah luar jendela. Tepat di belakangnya sendiri ialah sosok berpakaian serba hitam layaknya bayangan.“Benar, Patriark. Tuan Muda sepertinya bersembunyi terlalu dalam.” Orang berpakaian serba hitam menunduk ke arah pria paruh baya tersebut.“Menarik, awasi saja terus. Sampai Turnamen Klan di mulai. Ingat, awasi jika ada gerakan mencurigakan dari Klan lain!” Patriark memberikan perintah dengan serius.“Dimengerti, Patriark!” Orang berpakaian serba hitam menjawab dengan patuh. Kemudian, dia melihat pria paruh baya di depannya melambaikan tangan.Tentu hal ini dirinya ketahui. Isyarat tanda bahwa dirinya boleh pergi. Orang berpakaian serba hitam seketika berubah menjadi kepulan kabut gelap, kemudian melesat pergi dari ruangan.Dalam ruangan sendiri, Patriark menatap keluar. Kemudian, tatapannya tertuju ke arah lembaran kertas di atas mejanya. Kertas-kertas tersebut ialah peserta yang akan ikut turnamen nantinya.Juga, di d
“Hutan Musibah, cocok untuk pelatihan Teknik Surga Petir milikku ini!” Kong Lao memandang ke arah hutan di depannya. Kemudian, dia melesat masuk ke dalam hutan tersebut.***Sementara itu, dua pengawas yang mengawasi Kong Lao, kini tiba di rumah tempat Kong Lao berada. Namun, ekspresi kedua orang itu berubah.“Adik Ji, sepertinya Tuan Muda tidak ada di rumah. Apakah kau bisa melacak keberadaannya?” Pria yang berpakaian serba hitam bertanya dengan nada khawatir.“Tenang Kakak Lu, aku bisa melacak keberadaan Tuan Muda!”Zhan Ji, dia adalah pria yang mengawasi Kong Lao bersama dengan Zhou Lu. Mereka berdua sangatlah setia dengan keluarga Kong, bahkan mereka siap untuk mati demi keselamatan keluarga Kong tersebut.Zhan Ji berdiri di depan tempat tinggal Kong Lao, kemudian ekspresi wajahnya mulai menjadi serius. “Kakak Lu, ikuti aku. Tuan Muda tengah melesat ke arah bukit bunga.”Zhou Lu mengangguk, kemudian kedua orang itu berubah menjadi bayangan hitam dan melesat pergi menuju ke arah buk
“Air ini, jangan bilang mata air seribu tahun, Stuci.” Kong Lao benar-benar terkejut ketika merasakan dinginnya air tersebut. Stuci, bisa dibilang air yang telah mengembunkan roh air selama bertahun-tahun. Air ini sendiri tidaklah mudah untuk ditemukan karena tempat yang biasa digunakan tidaklah banyak orang tahu. Kong Lao kali ini cukup beruntung menemui Stuci. Manfaat air itu sendiri ialah dapat memiliki sedikit esensi air, juga meningkatkan kekuatan di dalam tubuh. Menurut perkiraan Kong Lao sendiri, dia tidak bisa menyerap seluruh air Stuci tersebut. Namun dia tidak akan membiarkan seluruh mata air sia-sia begitu saja. Lelaki ini segera menemui masalah, bagaimana agar mata air tetap terjaga sampai semua dapat dirinya serap? Butuh beberapa menit untuk Kong Lao berpikir. Hanya satu cara yaitu menggunakan segel ilusi. Meski tingkat rendah itu sudah cukup untuk menyembunyikan tempat tersebut. “Dengan begitu, tidak akan ada orang yang mengetahui area ini. Sementara itu, aku perlu
Kong Zhan Yu benar-benar tertarik dengan kekuatan putranya tersebut. dia juga cukup penasaran bagaimana putranya itu dapat mengalahkan orang-orang di atasnya itu. Hal tersebutlah yang membuat Kong Zhan Yu tidak sabar untuk bertemu dengan putranya itu. *** Satu hari dalam sekejap berlalu... Di dalam gua yang cukup dalam, terdengar suara langkah kaki dan gemuruh petir. Perlahan terlihat Kong Lao tengah mempraktikkan teknik surga petir miliknya. Teknik sendiri dibedakan menjadi dua arah. Satu teknik alam dan satu teknik ilahi. Teknik alam sendiri ialah teknik yang mana kekuatannya sudah ditetapkan semenjak dibuatnya teknik tersebut. Teknik ini sendiri terbagi menjadi tiga bagian. Di antara lain ialah, Bumi, Langit dan Legenda. Meski begitu masing-masing dari bagian tersebut dibagi kembali menjadi awal, menengah dan akhir. Sementara itu, teknik ilahi ialah teknik yang berkembang bersama dengan pengguna. Teknik ini akan terus meningkat berdasarkan kekuatan pengguna itu sendiri. Tid