Share

Bab 19

"K ... ka ... kamu?" ujarku demi melihat Bang Fajar berdiri terpancang hanya dalam jarak kurang lebih lima meter dari tempat mobilku terparkir.

Lelaki itu melipat kedua tangan di depan dada. Ada sedikit perasaan tidak enak melihatnya seperti itu.

Ia tak menggubris.

"Katanya ketemuan di sana aja?" lanjutku. Masih bersikap sebiasa mungkin.

Ia bergeming. Wajahnya yang kaku semakin mengeras dengan rahang menajam. Tampak bergerak-gerak karena emosi yang tertahan.

Melihatnya seperti itu aku sedikit bergidik.

"Bang?" tanyaku lagi karena tak kunjung mendapat jawaban.

"Apa maksud ucapan tadi?" tanyanya dingin.

Lalu mendekat dengan tatapan tajam.

Bagus. Teruslah seperti itu. Jangan salahkan jika rasa ini kian memudar untukmu. Tentu saja kata ini hanya ada dalam pikiran. Realitanya aku menciut.

Tanpa sadar aku melangkah mundur.

"Jangan main-main, Hayat," gumamnya.

Ia mencekal lenganku kuat. Lalu tanpa mengatakan apa pun Bang Fajar menariknya. Melangkah meninggalkan area parkir. Tubu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status