Share

Mikir Cicilan Panci?

42

Aku tidak menjawab dan akhirnya menutup aplikasi novel online ungu kesukaan. Selanjutnya aku berdiri dan memutar tubuh ke kanan serta kiri hingga tulang berbunyi.

"Abang mau pulang duluan, ya, Ma," pintaku.

"Iya, ingetin Khanza buat ngaji," sahut Mama.

"Entar sekalian Abang anterin ke masjid."

"Kai kalau lagi nyantai, nanti anterin ke sini pas Abang berangkat. Mama mau ngerjain pesanan orang, di sini nanti tinggal Mbak Titin sendirian karena Papa mau pergi."

Aku mengangguk mengiakan dan merunduk untuk menyalami Papa dan Mama. Kemudian aku melambaikan tangan pada Mbak Titin yang membalas dengan senyuman lebar dan memamerkan giginya yang bertumpuk-tumpuk.

Beberapa belas menit berselang aku sudah berbaring di kasur. Niat untuk beristirahat sebentar akhirnya berlanjut sampai sore. Aku terbangun karena panggilan dan gedoran Kai. Bergegas aku bangkit dan terperangah sesaat ketika melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 4 sore.

Aku bergegas berdiri dan jalan ke luar. Menya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status