Share

Tamu Tengah Malam

45

Aku tersenyum, kemudian mengangguk. "Itu koreografernya Linda. Dia bilang, aku harus berani tampil beda karena lirik lagunya juga seksi."

"Dan aku suka."

"Thanks."

"Tapi kalau bisa, jangan nari kayak gitu lagi depan orang."

"Maksudnya?"

"Khusus di depanku aja."

Aku menggigit bibir bawah untuk menahan tawa, tetapi akhirnya gelak itu menyembur juga. Demikian pula dengan Aleea. Mata sipitnya hingga tersisa segaris dan membuat tampilan wajahnya kian lucu.

"Udah, ya. Sekarang aku beneran mau pulang. Udah mau jam sebelas." Aku menunjuk ke benda besar di dinding kiri.

Aleea tidak menjawab dan hanya mengangguk. Kami saling beradu pandang sesaat, sebelum sama-sama melangkah ke luar dan baru berhenti di dekat motor. Aku menarik helm dari gantungan dan memakainya, sebelum menaiki motor serta memasukkan kunci ke tempatnya.

"Besok malam aku ke kafe," ucap Aleea.

"Emangnya dibolehkan?" tanyaku.

"Maksa aja pergi, mau ngajak Nin dan Maia."

"Tapi kalau nggak dibolehkan jangan maksa. Hari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status