Share

Isi hati Pak Wisnu

Ponsel Rangga bergetar, pertanda telepon masuk. Saat itu dia sedang berada di warteg untuk membeli makanan. Katanya Ara masih lapar walau tadi sudah makan makanan yang disediakan oleh pihak rumah sakit.

Rangga memaklum. Memangnya siapa yang tak akan kelaparan setelah berjuang di antara hidup dan mati dalam ruang bersalin? Setelah mendengar Ara ingin makan lagi, ia segera pamit pergi untuk membelikannya.

Bu Ratna. Jelas sekali nama itu tertera di layar utama.

“Assalamualakum, Bu.”

“Waalaikumsallam. Rangga, sebentar lagi kami sampai ke Jakarta. Di sini masih macet. Gimana Ara? Dia sudah mau keluar ASI-nya?”

Itulah hal pertama yang ditanyakan calon mertuanya.

“Sudah, Bu katanya tadi sudah bisa,” jawab Rangga sedikit kurang nyaman.

Bahas ASI? Rangga tak habis pikir.

“Syukurlah. Ibu senang dengarnya. Tolong jaga Ara dan cucu kami, ya, Ga. Jangan ditinggal. Sampaikan pesan maaf kami karena terlambat datang hingga akhirnya nggak bisa menyambut kelahiran si kecil lebih awal.”

Rasa sesal itu m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status