Share

Kelahiran Bayi Ara

“Aduh, Pak! Buruan!” Bu Ratna kesal, sudah berteriak ini dan itu hanya karena lama menunggu suaminya yang ada di toilet, sementara hati dan pikirannya sudah ada di Jakarta, memikirkan Ara yang sedang berjuang di ruang bersalin.

Bukan tak panik, bapak Ara tak bisa pergi kalau aktivitas ini belum selesai.

Gedoran pintu toilet entah sudah berapa kali diketuk istrinya.

Di lain tempat, tepat di rumah Rangga, wanita yang menyendiri itu tengah merapalkan doa-doa untuk keselamatan Ara yang sedang melahirkan. Serta berharap agar proses persalinannya berjalan lancar.

Ia menyesal karena tak bisa pergi ke Jakarta sebab urusan di kampung tak bisa ditinggalkan begitu saja. Rangga memaklum, dan laki-laki itu tak menuntut agar ibunya bisa datang. Cukup doakan saya dia sudah dangat bersyukur.

Bu Ratna akhirnya bisa pergi setelah suaminya selesaikan aktivitasnya itu. Mereka menaiki pick up putih yang biasa Pak Wisnu pakai kalau sedang mengantar hasil pertanian ke pasar-pasar.

“Eling, ya, Pak. Hati-hati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status