Share

Kedatangan Tamu Tak Terduga

“Mas, ayo katakan apa rencana kamu itu?” Ara tak sabaran, menagih janji Rangga cepat-cepat, padahal luka bekas teriris pisau di jarinya belum dibalut plester. Rangga baru selesai mengoleskan salep luka.

Mata laki-laki itu menatap sepasang iris sendu Ara. Namun hanya sekilas. Kemudian dia kembali fokus pada jari itu.

“Sabar, Ra. Plesternya aja belum dibalutkan. Belum lagi makan siang. Aku yakin perut kamu masih belum diisi oleh menu makan siang, kan?” Begitu santainya Rangga berkata.

Ah, bisa saja laki-laki itu bicara. Dia sendiri bahkan belum sarapan sama sekali. Di apartemen, masakan itu sudah mendingin dan tak ada yang menyentuhnya.

Sementara itu Ara terpaku. Menatap lurus pada Rangga dengan alis yang tertaut hampir menyatu.

“Makan siang?” tanyanya pelan.

Rangga mengulas senyum seraya menunjukan jam di tangan.

“Kamu terlalu fokus mengejar seseorang yang jelas dari kamu, sampai tak sadar waktu sudah begini siangnya.”

Kontan Ara menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. Benar kata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status