Share

Menghapus Kenangan

Langit mulai mendung seperti kemarin-kemarin. Nampaknya hujan akan kembali turun ke muka bumi.

Ara menengadah ke atas langit sore itu. Sedikit menyipitkan mata karena merasa silau oleh matahari yang mengintip sedikit di antara awan kelabu.

“Untung cucianku udah pada kering,” gumamnya sambil mengangkat semua jemuran di halaman belakang.

Perutnya kini lebih membesar. Padahal kehamilannya baru saja memasuki usia empat bulan. Namun, wanita itu sudah sering merasa mudah lelah.

Contohnya sekarang. Hanya berjalan dari halaman belakang menuju ruang tengah saja sudah membuat kakinya pegal.

Ara menaruh pakaian-pakaian itu berserakan di atas Sofa. Dan ia berani bersumpah kalau sekarang dia tak kuat lagi untuk berjalan menaiki tangga.

“Sepertinya mulai sekarang aku harus pindah kamar,” ucapnya sambil memijat betis.

Ponselnya berbunyi. Rangga. Dia yang menghubunginya seperti biasa.

“Ya, Mas?”

“Kamu pulang belum? Aku baru selesai ngajar,” tanya Rangga di seberang telepon.

“Udah. Ini aja udah di rum
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status