Share

Menghadapi Pak Wisnu

Hujan memang tidak turun, tetapi Ara merasakan dingin menusuk sampai ke tulang saat berhadapan dengan Pak Wahyu, bapaknya. Terutama ketika ia menatap sepasang matanya yang mengilat marah.

Pria beruban yang usianya sudah tak muda lagi itu mengepal tangan di atas paha. Mati-matian ia menahan emosinya setelah mendengar Ara hamil anak Fery. Giginya berbunyi gemeretuk begitu jelas, memecah keheningan dan keterdiaman yang melanda.

“Kenapa kamu tak bicara jujur dari awal, Ra?” Tak seperti ayah Ara, ibunya masih bicara lembut seperti biasa, meski tak bisa dipungkiri ada rasa kecewa berat dalam dada sebab ia bukan orang pertama yang mengetahui kehamilan Ara.

Antara terharu dan juga cemas tak terkira, ibunya menangis. Bukan tak bahagia atas kehadiran calon cucunya, tetapi kecemasan di hatinya kini lebih besar dibandingkan dengan kebahagiaan itu sendiri.

Banyak pertanyaan berkecamuk hilir mudik sekarang dalam benaknya. Bagaimana dengan nasib Ara? Lalu, anaknya kelak? Apakah Ara akan sanggup mer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status