Share

Sudah Diputuskan

Vina duduk di tepi ranjang tempat Fery kini terbaring. dirinya memijit-mijit kaki kakaknya. Saat ini Ara masih berjaga seperti biasa.

“Nanti mama akan ke sini, Mbak. Jadi, Mbak bisa fokus bekerja di kantor. Jangan sampai pikiran Mbak Ara terbebani. Oke? Aku yakin, mas Fery juga pasti nggak mau liat Mbak Ara kecapean.”

“Makasih Vin, tapi mama bukannya lagi sakit, Vin?”

“Sudah baikan, kok. Lagian kayak enggak tahu mama aja gimana. Mama enggak pernah betahan di rumah dan enggak bisa diam orangnya.”

Ara tersenyum. Benar apa kata Vina, ia juga tahu itu.

“Jadi Mbak enggak perlu khawatir dan fokus saja seperti kataku tadi. Semangat kerjanya, ya!”

“Iya, Vin. Makasih, ya.”

Vina hanya tersenyum kala menyahuti perkataan kakak iparnya itu. Setidaknya, sebagai seorang adik yang berbakti, ia bisa merawat Fery meskipun hanya sesekali.

“Ya sudah, Mbak. Bukannya mau kerja?” tanya Vina pada Ara.

“Iya, tapi udah siang ini. Gak akan sempet mandi, kayaknya.” ujar Ara.

Vina menyodorkan tas berisi setelan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status