Share

Pernyataan Rangga

Hujan kembali turun mengguyur jantung kota Jakarta. Membuat gersang semakin terasa, apalagi di dalam mobil Rangga.

“Maaf, ya, Ra. Masuk mobilku pasti kepanasan,” ucap Rangga tak enak hati.

Ara mati-matian menahan mual yang telah menjadi sejak tadi. Akan tetapi, masih berusaha ia tahan sekuat hati.

‘Aku tak boleh muntah di mobil orang.’

“Aku sudah biasa dengan udara Jakarta, Mas. Enggak masalah,” jawab Ara. “Makasih, loh, sudah mau jemput.”

“Iya, sama-sama. Lagian saya tidak akan biarkan kamu pulang sendirian, jadi sengaja menjemput karena khawatir.”

Ara menatap wajah laki-laki itu dalam. Baginya kebaikkan Rangga tak ada bandingannya. Ini membuat Ara semakin yakin untuk menjauh dari Rangga. Itu demi kebaikkan laki-laki itu sendiri.

“Mas, makasih karena sudah menjaga aku selama ini. Menemani hari-hari hambarku, selalu aku repotkan setiap waktu. Itu sangat aku hargai. Tapi, sepertinya kamu enggak perlu melakukannya lagi. Kamu harus mencari masa depanmu, aku serius.”

Rangga terhenyak, ham
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status