Share

Bab 42

“Iya, sistem pabrik di kita kebanyakan kontrak, Pak. Ngomong-ngomong Pak Huda kok bisa tahu nama lengkap saya, ya? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanyaku. Akhirnya kutuntaskan juga rasa penasaran tadi.

“Bu Jingga pasti gak kenal saya, tapi saya kenal kok sama Bu Jingga.” Dia terkekeh sambil terus mengemudikan sepeda motornya.

“Kenal di mana, ya, Pak?” Aku benar-benar penasaran dengan sosok guru matematika baru ini. Apakah di masa lalu kami penah bertemu? Kenapa dia saja yang ingat, sedangkan aku tidak?

“Kita kuliah di kampus yang sama, beda fakultas saja. Hanya bedanya, Bu Jingga itu cantik dan pintar, jadinya semua orang kenal, kalau saya, biasa saja. Jadi cuma duduk manis di pojokan.”

“Pak Huda suka berlebihan. Apa kita satu angkatan?” tanyaku lagi. Aku menggeleng kepala. Namun, entahlah benar atau tidak. Aku memang seperti tak pernah melihatnya.

“Beda, Bu Jingga. Saya satu tingkat di atas Bu Jingga.” Aku pun hanya mengangguk-angguk saja. Pantas dia kenal aku, dia masuk leb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status