Share

Bab 55

Kepalaku masih terasa berat. Perlahan kubuka mata dan memperhatikan sekitar. Ini bukan di rumah.

“Alhamdulilah … akhirnya Mama sadar.” Suara lembut itu. Kumenoleh ke sebelah kanan, rupanya Jingga yang barusan bicara. Dia berjalan mendekat dan menyimpan botol air mineral yang tadi dia pegang ke atas meja kecil.

“Kamu sendirian bawa Mama ke sini?”

“Sama Pak Banyu, Ma.”

“Oh sama Banyu, ya? Mana dia?”

Aku mengedarkan pandangan.

“Urus administrasi, Ma.” Aku menjawab cepat.

“Oh ya sudah … ngomong-ngomong … masih saja nyebut Bapak sama suami kamu?” Aku terkekeh. Menantuku ini lucu sekali.

“Ahm itu, biasanya Papa.” Dia menggaruk tengkuk sambil nyengir kuda.

“Sini, Jingga. Mama mau bicara.” Aku mengisyaratkan dia untuk mendekat.

“Iya, Ma.” Dia pun duduk di sampingku.

“Cobalah cari panggilan yang mesra. Banyu belum terlalu tua untuk kamu panggil Aa, Akang, Mas atau Abang. Mama dulu sama almarhum Papa kamu, kalau tak ada anak di depan kami masih manggil Mas, tuh. Meskipun menurut sebagian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Rafael Rafif Rabbani
next thor, penasaran
goodnovel comment avatar
Mini Adae Jangkang
wah semakin dalam dong Huda masuk sebagai kaki tangan nya Misye, kan semakin mempermudah pekerjaan ulat keket dong
goodnovel comment avatar
Ning Wahy
feeling mama Fera tepat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status