Lagi, Alexander mencangking leher Tony sampai kaki Tony tidak memijak bumi. Saat itu Alexander berkata dengan nada yang sangat mengerikan. “Jangan pernah lagi kau bertemu dengan Gabriella Callister dan jangan lagi kau bicara hal yang tidak-tidak mengenai suaminya jika kau masih ingin tetap hidup nyaman.”Kemudian Alexander melemparnya sejauh tujuh meter hingga badan Tony menghantam meja makan lainnya.Brak!Trang!Kembali terdengar kegaduhan di VVIP tapi orang-orang di sana tidak ada yang berani ikut campur karena mereka pun tahu orang yang sedang ada di sana adalah orang nomor satu di militer.Farrell pun berdiri kokoh di dekat pintu, siap mencegah siapa pun yang mau ikut campur.Tidak mungkin Alexander menghabisi Tony hingga cacat apalagi sampai harus membunuh Tony meskipun dia sudah sangat geram dan nyaris habis kesabaran. Pasalnya, misi pertama dari Warren belum dia selesaikan sementara Tony merupakan kunci utama dalam penyelesaian misi tersebut.“Kau belum menjawab omongan ku, To
Waktu berada di dalam mobil, Gabriella melamun sendiri, memikirkan begitu gagahnya Jenderal Naga Emas, begitu perkasanya dia!Bayangkan, tadi, tidak ada satu pun orang yang berani melerai perkelahian antara Tony dan Bryan sampai akhirnya datang Jenderal Naga Emas di sana.Ketika itu, bahkan Tony gemetar ketakutan saat berhadapan dengan Jenderal Naga Emas dan kalau saja sang pahlawan tidak datang, mungkin Gabriella sudah dilecehkan oleh Tony malam ini.Gabriella tersenyum-senyum sendiri, terus membayangkan seperti apa kira-kira tampannya dia.***Di saat bersamaan, Alexander menuju rumah sakit dan ingin tahu kondisi tubuh Bryan. Setibanya di sana, tepatnya di IGD, dia kaget melihat Bryan yang hampir saja mati di tangan kakaknya sendiri.Malam ini Alexander tidak langsung pulang ke rumah. Dia harus memastikan kalau Bryan tidak kenapa-kenapa. Begitu Bryan telah terbangun di pagi harinya, dia berbicara dengan penuh penyesalan kepada Alexander.“Jenderal, maafkan aku,” katanya terbata deng
Petric adalah perawat magang di rumah sakit ini. Orang dari dusun yang baru saja lulus itu memang tidak banyak tahu tentang hal-hal yang sedang terjadi. Parahnya, dia bahkan tidak tahu siapa sebenarnya pasien yang sedang dirawat. Dia sejak kecil terbiasa dengan ladang dan hutan, jadi telinganya asing dengan nama besar Rockefeller.Namun, gengsinya besar. “Kau pria bertopeng! Singkirkan jamu tradisional itu dan menyingkirlah dari tempat ini! Jika kau bukan keluarganya, sebaiknya enyahlah!”Petric menyeringai dan memampang wajah geram di hadapan Alexander. “Hei, apa kau tuli? Atau mungkin kau tidak mengerti bahasa manusia ha?” cecar anak muda itu. Karena masih sangat baru seperti buah yang dipetik, dia harus tampil profesional biar nilai magangnya bagus sehingga dia akan lebih mudah nantinya diterima bekerja.Menerima kata yang lumayan kasar barusan, Alexander tak berekspresi dan bagi orang besar, tidak layak menggubris omongan orang kecil.Namun, Bryan tidak terima gurunya mendapatkan
Dokter Joe terperangah saat melihat Jenderal Naga Emas di sana. “Yang Mulia Jenderal Naga Emas, kenapa bisa ada di sini? Jadi, Anda mengenal Tuan Bryan Rockefeller?”Alexander tersenyum ramah dan menjawab, “Ya, aku mengenal Bryan Rockefeller. Kedatanganku ke sini untuk menjenguk dia dan memastikan kondisi fisiknya bisa disembuhkan dengan cepat.”Namun, Petric si perawat baru ini tertawa riang lalu mencebik, “Haha. Dokter Joe, kenapa kau malah begitu menghormati orang ini padahal dia sangat aneh. Tidak sepantasnya dokter seperti mu hormat pada dia sementara aku saja jijik rasanya. Apalagi dari tadi tidak tahu bentuk wajahnya seperti apa? Apa mungkin dia teroris yang mengangganggu?”Menyaksikan begitu kurang ajarnya si perawat, Dokter Joe naik pitam tapi tidak mungkin dia menampar wajah si perawat ketika dia sedang bekerja. “Petric! Hentikan! Bicara apa kau barusan sama Jenderal Naga Emas?”Petric menggosok lobang hidungnya yang tak gatal sambil memicingkan sebelah mata. “Aku tidak perc
Dokter Joe yang tadi wajahnya begitu emosi ketika mengawasi Petric, kini berubah jadi penasaran saat menatap mata Alexander. Sambil berdecak kagum dia berkata, “Ramuan ini sangat langka. Jarang orang yang bisa membuatnya. Dan orang pertama yang meraciknya adalah Dokter sekaligus pemilik rumah sakit ini, Dokter James Crick. Jenderal, aku salut pada mu karena kau bisa meraciknya.”Petric terbelalak. “Itu tadi obat ramuan sepertinya dibuat oleh Dokter James Crick?” Dia memegangi wajahnya sambil bersimpuh, menyesali atas apa yang barusan dia perbuat.Namun, penyesalan Petric jelas tidak berguna.Dokter Joe terpana. “Jenderal, aku tahu kau hebat dalam militer, tapi aku tidak menyangka kau bisa meracik ini. Banyak orang di rumah sakit ini dan rumah sakit lainnya, serta peneliti di kampus-kampus, tidak bisa melakukannya. Hanya Dokter James Crick dan segelintir muridnya yang bisa meracik ramuan herbal dengan berbagai fungsi ini. Aku tidak menyangka kalau kau juga bisa meraciknya.”Alexander t
Gabriella cukup kesal dan marah sama ayahnya setelah pertemuan menyebalkan antara dirinya dan Tony, sebagai balasannya dia tidak akan pernah lagi bertemu dengan Tony bagaimana pun ceritanya.Sementara Pablo yang sangat mencintai putrinya, tentu merasa bersalah kenapa hal seperti itu bisa terjadi dan parahnya hampir saja membahayakan nyawa putrinya tersebut. Namun, dia tidak bisa pula marah sama Tony karena bagaimana pun dia akan tetap butuh sama Tony.Meski Pablo berulang kali meminta maaf dan Gabriella memang memaafkan, hanya saja kekesalan Gabriella belum juga reda setelah hampir dua puluh empat jam.Kendati begitu, ada penengah yang berupaya mencairkan suasana. Seperti biasa, Winnie akan melakukan jilatan terhadap suaminya selepas dari peristiwa Martin Scott keponakannya si Letnan Dua yang menyayat hati, kini dia ada ide baru untuk kembali merebut hati suaminya. Ide tentang Gavin putra kandungnya yang kira-kira bisa menolong suaminya pun digaungkan kembali, berharap dengan ini nant
“Sebagaimana sudah kubilang sebelumnya bahwa Gavin tidak mungkin bisa mengambil hati Tony demi mewujudkan apa yang Ayah inginkan,” sambung Alexander dingin, sedingin es. “Sebaiknya Ayah pikir-pikir lagi. Apalagi Tony barusan ada masalah dengan adiknya sendiri. Kehadiran Gavin aku kira tidak bakal berguna.”Tiba-tiba Winnie lekas memotong, “Bagaimana kalau putraku berhasil? Apa yang bisa kau lakukan kalau dia berhasil ha?”“Aku tida mau bertaruh.”“Berarti kau takut!” sentak Winnie buru-buru. “Masukan dari mu tidak mungkin kami terima. Sudahlah. Pergilah!” usir Winnie memberengut kesal.Kemudian Alexander melangkahkan kaki menuju kamar tidur selepas dari itu.Tadi, dia membeli kalung berlian Tiffany Empire seharga dua puluh juta dollar untuk dihadiahkan kepada istrinya.Ini adalah barang termahal yang pernah Alexander berikan kepada istrinya semenjak dia mengenalnya. Bahkan maskawin yang dia berikan saja harganya tidak lebih dari lima ribu dollar.Hadiah mahal dan mewah layak diberikan
Semua penonton berduyun-duyun keluar dari gedung teater dengan pikiran yang bermacam-macam soal pertunjukan barusan.Namun, Alexander pun punya pikiran tersendiri. Sophie bukan hanya teman kampus, tapi juga tetangga dekat. Bisa jadi Sophie tahu tentang keberadaan orang tuanya sekarang.Alexander memberanikan diri masuk ke belakang panggung tanpa rasa canggung sedikit pun.“Sophie, apa kabar?” sapa Alexander dengan wajah penuh keakraban.Melihat pria tampan di hadapannya yang tiba-tiba saja menyapanya, Sophie tertegun sambil merapikan rambutnya yang pendek sebatas pundak, secara tentara wanita memang punya rambut demikian.Cukup lama dia memperhatikan wajah Alexander. Dia berkata terbata dan ragu. “Alex? Alex Luther?” Sophie mengangkat alisnya sedikit ke atas dan fokus meneliti wajah Alexander.Alexander mengangguk sekali. “Ya, benar. Aku Alex Luther, tetangga sekaligus teman kampus mu.”Sophie sebenarnya ingin mengganti busananya tapi tidak jadi, lalu melangkah pendek dan masih saja m