Share

Part 56

Wajah om Harris berubah cemas, terlihat bulir-bulir keringat menetes di dahi. Ruangan ber AC belum mampu menutupi rasa gugupnya.

"Maaf ya, Malik. Jadi ngerepotin kamu," sapa wanita yang hampir sebaya dengan bu Sam itu.

"Nggak papa kok, Tante. Malik juga lagi nggak kemana-mana." Malik merasa sungkan.

"Tania tidak enak badan, katanya."

"Iya, Tante. Santai aja."

Aku masih berdiam diri, sedang memikirkan, seperti inikah keluarga sempurna yang dibangga-banggakan Tania?

Haikal benar, semua orang punya cela. Masih kuingat saat Aira mengatakan bahwa keluarga om Harris tak lagi harmonis, penuh percekcokan dan akan segera berpisah.

Begitu juga dengan anak semata wayangnya yang begitu manja dan arogan. Tidak hormat kepada orang tua, dan selalu hidup dengan gaya bebas.

Manis sekali mulut lelaki tua ini. Aira sungguh terpedaya dengan semua keluh kesahnya. Berbeda sekali dengan apa yang aku saksikan saat ini.

Dia bahkan menggandeng tangan istrinya dengan mesra sebelum jelas melihat keberadaan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status