Share

Surat Untuk Arum

Hendra mendadak mendorong Arum semakin masuk ke dalam kamarnya.

"Lepaskan Hendra! Kau tidak bisa melakukan ini kepadaku! Jangan pernah menyentuhku!" Arum terus meronta, berusaha melepaskan Hendra yang terus memaksanya. Kaki Hendra menendang pintu kamar yang sedikit terbuka. Pintu itu akhirnya tertutup rapat. "BRAK!"

Sementara Arum masih saja di dalam dekapannya. Hendra mulai menelisik di leher Arum. “Ah, kau sangat harum,” desahnya. Tanganya menekan tengkuk Arum. Kini bibir itu bisa menikmatinya.

"Terkutuklah kau. Hah, lelaki tidak tahu diri! Lepaskan!" teriak Arum yang masih saja sia-sia. Hendra menariknya, hingga sampai di atas ranjang.

Buk!

Tubuhnya kini terlentang. Arum masih saja meronta, menampis wajah Hendra yang terus saja memaksa menelusuri kulitnya.

PLAK!

Tamparan keras Arum layangkan. Hendra geram, semakin menekan tangan Arum ke atas. “Argh!” teriak Arum menahan rasa sakit.

"Kau sebaiknya diam

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status