Share

35. Ekspektasi Berlebih

"Kami pulang dulu, Nak Bulan, besok-besok ke sini lagi, oh, ya, nggak papa, kan, Azmi sekali-kali kami bawah ke rumah?"

Mama muncul bersama Azmi dalam gendongan kakak Mas Rio. Aku mengangguk lalu mengantarnya turun ke bawah. Untung mereka muncul tepat waktu, jadi tak perlu pusing merangkai kata menjawab Reta. Pernyataan Mas Gading sebelum ke sini membuatku serba salah membahas Mas Rio di depannya.

"Makasih untuk hari ini," ujar Mas Rio sambil menyodorkan ponselku yang sempat terlupa lagi. Aku meraih cepat benda persegi itu tanpa ada keinginan menatap wajahnya. Entahlah, rasa takut menghalangi melakukan itu. Takut hatiku melemah, takut ibaku mendominasi, dan takut tak bisa menolaknya. Arght! Sekuat aku menanam benci, ada rasa entah yang begitu menekan.

"Besok aku ke sini lagi, sekalian bertemu Azmi," ujar Mas Rio lagi. Aku mengangkat kedua bahu sebagai jawaban terserah. Aku tak ingin dia berperasangka lebih, jangan sampai dia mengira aku siap diajaknya janjian.

Sebagai anak yang didid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status