Share

34. Ruang Hampa

"Kami nggak lama, Mbak, harus melanjutkan perjalanan segera. Ada urusan mendesak besok pagi," jelas Azman bersamaan Abi Nailah meletakkan piringnya yang telah kosong.

"Bermalam saja dulu, Nak. Tak ada kapal yang berangkat malam." Ibu menimpali.

"Lain kali aja, Tant. Kami lewat darat. Aku yang nyetir," jelas Azman diangguki lelaki datar di sampingnya.

"Sebenarnya Nailah pengen tinggal di sini sama Ummi dan Azmi. Tapi nggak dibolehin Abi." Nailah menunduk setelah melihat abinya sesaat. Ada sedih di balik wajah putih bak pualam itu.

"Tidak apa-apa, Sayang. Dua tiga hari ini, ummi dan Azmi akan ke sana." Nailah langsung terlonjak dengan mata berbinar menanggapinya.

"Janji, ya, Ummi." Aku menaikkan jari tengah dan telunjuk membentuk V meng-iya-kannya.

"Tunggu sebentar," kataku, lalu masuk membungkuskan makanan dan kue-kue untuk di jalan. Juga oleh-oleh buat Simbah, Reta, dan Mas Gading. Sekaligus enam lembar sarung baru -kado waktu nikahanku dulu yang belum tersentuh- untuk Simbah. Be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Wigati KBM
eh iya dhing... salfok hihihi
goodnovel comment avatar
Wigati KBM
kok Rina... Reta!!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status