Share

BAB 42. Cemburu

"Kalau kamu datang ke sini hanya untuk berkencan dengan ponselmu, sebaiknya kamu pulang saja. Keberadaan kamu di sini cuma mengganggu," sindir Pramudya secara terang-terangan.

"Sorry, Bos." Sakha tersenyum tak enak hati terhadap Pramudya lalu memasukkan ponselnya ke saku jaket setelah untuk terakhir kalinya mengecek balasan dari Tabitha yang masih tak kunjung didapatkannya.

"Saya jadi nggak yakin lagi sebenarnya yang mau menggelar pameran itu kamu atau saya," dengus Pramudya.

Wajar saja Pramudya kesal. Pria itu sengaja menyempatkan waktu demi anak buahnya yang hari ini membuat janji temu dengan pemilik gedung yang merupakan teman lama Pramudya.

Untung saja, Dru Kalfani, si pemilik gedung sedang keluar sebentar untuk menerima telepon. Sehingga Sakha tidak malu karena terpergok fokus pada hal lain yang tak ada hubungannya dengan urusan mereka siang itu.

"Apa ada hal yang jauh lebih menarik dibandingkan dengan kesempatan langka untuk bertemu Dru Kalfani yang mau berbaik hati menyempatkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status