Share

BAB 23: Pilihan Gila Pendaki Paruh Baya

Setelah menutup pintu bawah tanah, mengunci Roman di dalamnya, Jazlan mulai berjalan, menuju tempat di mana para pendaki berkumpul. Suasana di dalam benteng tua malam itu sungguh sangat mencekam. Para pendaki berlarian.

“Sial, di luar sana lebih terang, mahluk itu pasti leluasa menyerang!” ujar Jazlan setelah mengintip kondisi di ujung lorong.

Tidak seperti di dalam lorong yang remang remang, di luar lorong cahaya cukup terang dengan api unggun kecil yang dibuat para pendaki untuk menghangatkan diri. Mahluk Haus Darah pun dengan mudah berlarian ke sana kemari menyergap siapa saja di dalam benteng. 

“LARIII!” teriakan para pendaki parau sambil berlarian mencoba menyelamatkan diri masing masing terdengar menggema di dalam benteng.

‘Ayolah Lan, jangan menjadi pengecut!’ gumam Jazlan berusaha memantapkan diri untuk keluar dari lorong.

Beberapa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status