Share

Bab 48 Alika Menolak Pindah

"Sini, Wi," ucap Mbak Nabila kala melihatku keluar dari kamar. Wanita itu berucap sambil melambaikan tangannya. Kuseret langkah kaki mendekat dengan seulas senyum.

"Dingin banget ya, Mbak," ucapku melabuhkan badan di atas sofa.

"Iya ... mataharinya malu-malu mau keluar." Mbak Nabila melepas kaca mata yang tergantung di kedua kupingnya, lalu meletakkan di atas meja samping mushaf. "Hujannya awet ini kayaknya," sambungnya lagi.

"Iya Mbak, bikin lapar." Kuanggukkan kepala seraya kedua tangan mengelus perut.

Wanita cantik yang masih memakai mukenah duduk di sampingku itu tersenyum. "Enak makan in*o*ie kuah ini," balasnya dengan bibir masih mengulas senyum. "Yuk bikin!" ajaknya seraya berdiri. kuikuti langkah kakak iparku itu menuju dapur.

Kami membuat dua mangkuk mie kuah campur telor dan sawi, lalu di tambah beberapa cabe rawit yang di iris tipis. Hem ... nikmat sekali.

"Mas Fiqri mana, Mbak?" tanyaku saat sudah duduk di meja makan siap menyantap semangkuk mie kuah. Aku baru mengingat k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status