Share

Bab 21. Sebuah Tamparan Mendarat

"Lio, buka pintunya!" suara gedoran pintu yang beruntun tanpa jeda.

Sontak aku terhenti dalam tangisan, menerka-nerka siapa yang datang. Otakku berusaha mencerna siapa dia.

"Liodra, aku tahu kamu di dalam sana. Jangan jadi pecundang kamu, keluar sekarang!" teriaknya lagi.

Aku beranjak dari tempat tidur lalu berjalan perlahan menuju pintu depan.

'Lio, buka pintunya." wanita itu masih saja menggedor pintu rumahku.

Kuintip lewat jendela, "Astagfirullah, bagaimana dia tahu rumahku?

Ku tarik nafas dalam lalu melepaskannya perlahan.

"Leria, silakan masuk dulu!" ajakku dengan menebar senyum ketika pintu rumah sudah kubuka lebar. Layaknya tuan rumah bersikap ramah pada tamu yang datang. Padahal di dalam tubuhku, darah ini sudah menggelegak siap untuk disemburkan ke wajahnya.

"Ogah, aku di sini saja! Jijik, masuk rumah kamu." jawabnya sambil melipat tangan di perut. Bola matanya yang berwarna kecoklatan itu.

"Yaa ampun, dasar manusia nggak punya urat malu, mungkin aku yang lebih jijik mesti be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status