Share

29. Kejutan Untuk Wulan

Ajeng menata hatinya untuk kembali melangkah menuju masa depannya yang sempat tertunda. Tawaran kerja di kantor membuatnya berfikir berkali-kali mengingat tak memiliki pengalaman untuk itu.

Om Gerwin dan Ibunya yang menjadikan dirinya kuat terlebih Ibunya yang selalu ada di sampingnya dalam keadaan suka dan duka. Serpihan luka yang mengangga tersiram air garam sehingga luka itu tak kunjung sembuh namun, semakin parah. "Mandul selamanya akan tetap mandul. Lihat suamimu begitu menikmati sentuhan dariku. Kau sudah gagal Ajeng, gagal ingat itu!" Ajeng memejamkan mata. Kata yang di ucapkan Wulan kembali mengganggunya.

"Sudah om duga kamu di sini. Kenapa? Memikirkan wanita itu?" Ajeng mengusap bulir bening yang mengalir di pipinya.

"Om, aku—" Ajeng terbata, usai terpergok menangis sendiri di gazebo.

"Di mana ibumu?"

"Ibu ada di kamar, om, apa perlu aku panggilkan?" tanya Ajeng, mengalihkan perhatian dari Gerwin.

"Tidak usah, lagi pula Om hanya ingin bicara dengan kamu. Boleh om duduk di seb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status