Share

Bab 59

"Itu, loh, yang bekas rumahnya Pak Dato, sekarang ada yang menempati. Dia punya anak kecil seumuran Keysha, jadi anak itu betah."

Aku mengangguk saja.

"Jadi, temannya itu lebih berharga dari pada aku ya, Mas? Padahal aku udah kangen berat sama Keysha, loh."

"Haha, kamu cemburu sama temannya Keysha, Ning? Bagaimana kalau nanti anak sulung kita besar dan punya pacar?"

"Ish, Mas, beda konteks, lah!"

"Wih, istriku sekarang lebih maju, ih. Tau konteks segala."

Aku memutar bola mata jengah. Aku memang tahu, Mas. Masa tidak? Rugi lah aku sekolah di toktok, hahaha.

-

Pukul delapan pagi, kami berpamitan pada Bapak dan Ibu. Ada rasa berat sebenarnya, tapi bagaimana lgi ya, kan?

"Ini nanti salah satunya gimana?" tanya Mas Andra.

Ah, iya. Aku kebingungan juga karena tidak memikirkan hal ini.

"Bu, mau nemenin dulu, nggak? Nanti minggu depan, Mas Andra anterin lagi," ucapku.

"Duh, gimana, ya."

"Kamu sih, Mas. Harusnya ajak Desi ke sini."

"Aku dan Desi itu bukan mahromnya, Ning. Masa se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status