Share

Bab. 33. Berhalusinasi

Begitu sampai, Nafisa yang tak tahu hendak di bawa ke mana oleh Arzan langsung mengedarkan pandangan sambil menghirup udara segar sebanyak mungkin. Ada begitu banyak pedagang di sisi jalan sebelah kanan, sementara di sisi kiri pohon-pohon tua menjulang. Namun, seberapa lama ia mengamatinya, tempat yang dilihatnya tetap terlihat asing.

“Kita berhenti di mana, sih? Nanti, kalau mau pulang gampang nggak?”


Silau karena cahaya matahari yang sudah lumayan panas, membuat Nafisa mengernyit sambil menatap Arzan. Ia merasa kepanasan. Namun, Arzan yang mendengar tanya Nafisa justru tertawa. Dia merasa lucu begitu melihat raut wajah istrinya.

“Dih! Ditanya, kok, malah ngetawain? Neng serius tau,” sungutnya kesal. Bibir yang semula lurus pun berubah mengerucut. Nafisa juga mendelik, karena merasa sedikit pusing.

“Iya, iya. Maaf.” Arzan masih tergelak, sambil meraih sebelah tangan Nafisa untuk membujuk. Namun,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status