Share

Bab. 48. Di Bawah Curah Hujan

Hari berganti hari, minggu ke minggu bahkan terasa seperti berbulan-bulan oleh Arzan yang tak kunjung bisa melupakan Nafisa. Terlebih saat Nafisa kerap mengirimkan surat padanya. Surat tentang bagaimana perkembangan bayi mereka. Ada rindu yang kemudian menyelusup, bersemayam di dada, sampai tak jarang membuatnya susah untuk terlelap.

Seperti malam ini, setelah minggu yang lalu lagi-lagi Nafisa mengirim surat. Ia berusaha pejamkan mata, seraya tidur telentang dengan kedua kaki tumpang-tindih. Sembari memegang surat yang baru saja ia baca, setelah lama hanya membiarkannya tergeletak di meja, ia melipat kedua tangan di dada.

Napasnya berembus teratur. Tenang dan nyaman menikmati bayangan yang tiba-tiba berputar dalam lamunan. Nafisa terlihat cantik dengan pakaian muslim berwarna serba putih. Mantan istrinya itu tersenyum, lalu tertawa begitu mengejar seorang anak lelaki berusia dua tahunan di sebuah taman. Tidak ada siapa pun di sana. Hanya mereka berdua sampai h

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status