Sejak Kevin lahir dia sudah tumbuh besar di keluarga yang kaya raya, saat dia berumur 12 tahun dia di uji oleh keluarganya menjadi orang miskin, dan hidup dalam kemiskinan. Saat jatuh miskin segala cobaan telah dia alami, dari mulai di jahati sampai di rendahkan oleh banyak orang menjadi makanan sehari-harinya. Dengan datangnya Dinda dalam hidupnya, Kevin jatuh cinta pandangan pertama, berjuang setengah mati untuk membahagiakan dirinya. Namun karena Kevin miskin, Dinda pun memilih lelaki yang kaya raya, sampai akhirnya pengujian kemiskinan dari keluarganya selesai, Kevin menjadi generasi orang terkaya di Kota kelahirannya.
View MoreKedua bawahannya baru saja melapor kepadaFandi tentang Medi yang berinisiatif untuk melapor pada polisi dan mengungkapkan sejarah gelapnya Damar di tempat, tetapi Fandi hanya mendengar Medi yang telah ditangkap dan tidak mendengar sisanya."Sudah ditangkap."Suasana hati Damar yang awalnya marah sudah sedikit mereda."Oke, bagus, dia sama dengan Kevin dan kalian harus menghukum mereka berdua secepat mungkin, semakin berat semakin baik. Setelah kamu mengurung mereka berdua ke dalam penjara, kamu tidak perlu mengkhawatirkannya hal-hal kedepannya lagi."Setelah mendengar Damar yang telah menyebutkan Kevin, suasana hati Fandi semakin gugup. Sekarang dia telah mencapai titik di mana dia tidak bisa mengatakan tidak, kemudian Fandi mengumpulkan keberaniannya dan akhirnya berkata."Tuan muda Damar, ada... Sesuatu hal yang terjadi di tempatku sini, bahwa satpam yang bernama Kevin itu sudah... Dibebaskan!""Apa!"Suara Damar segera naik sedikit lebih tinggi, yang membuat Fandi terkejut sampai
Sambil berteriak demikian, Fandi segera berdiri dan keluar dari ruangan kantornya."Apa yang terjadi?"Fandi berdiri di depan Kevin dan bertanya pada Polisi wanita dengan marah."Kalian, bawa dia kembali ke ruang tahanan sekarang." Teriak Fandi sambil menatap kedua orang polisi itu. Kedua orang polisi itu hendak akan menahan Kevin lagi. Polisi wanita menghalangi kedua orang polisi itu dan berbicara kepada Fandi."Kepala polisi, sekarang sudah terbukti bahwa Kevin tidak bersalah dan kita seharusnya membebaskannya!""Dia tidak bersalah? Siapa yang telah membuktikannya! Bawa dia kembali ke ruangtahanan sekarang!"Kata Fandi lagi."Pistol dalam kasus penembakan di rumah Fikri hanya ada sidik jari Fikri dan Medi di bagian pelatuknya. Ini telah menunjukkan bahwa pastinya bukan Kevin yang menembaknya saat itu. Sebelumnya, kami telah menangkap Medi dan dia telah mengaku secara pribadi bahwa dia yang menembak Fikri. Alasannya adalah karena dia tidak tahan dengan kemarahan Fikri dan Damar pad
"Bawa dia pergi!" Kata Polisi wanita kepada bawahan di belakangnya."Baik!”Jawab dari kedua bawahannya. Sambil berbicara demikian, mereka berdua berjalan mendekati Medi dan dua orang polisi lainnya membidik pistol mereka ke arah Medi.Kedua polisi itu memborgol Medi. Ketika mereka baru saja mengangkat Medi, Medi memutarkan matanya dan terjatuh pingsan. Tubuhnya telah ditembak lima kali dan keyakinannyalah yang mendukung dia sampai menunggu polisi datang."Bawa dia ke rumah sakit segera!" Polisi wanita memeriksa nafas Medi dan berbicara kepada polisi lainnya.Polisi wanita dan lainnya menelepon nomor 120. Setelah 120 datang, polisi wanita mengirim dua orang polisi ke rumah sakit bersama Medi, sedangkan dia dan kedua orang polisi lainnya mengendarai mobil polisi untuk kembali ke kantor polisi. Polisi wanita meminta kedua orang polisi itu melapor kepada Kepala polisi, sedangkan dirinya langsung pergi ke ruang tahanan dan tiba di dalam sebuah kamar kecil tempat Kevin ditahan.Ketika po
"Baik!"Jawab petugas polisi itu. Setelah itu, dia mengikuti Polisi wanita di belakang dan berjalan menuju aula. Polisi wanita itu membawa empat orang bawahannya, lalu masuk ke dalam mobil polisi dan menuju tujuannya.Setelah tiba, polisi wanita masih memiliki banyak keraguan tentang laporan dari Medi. Dia sama seperti polisi lainnya, di mana reaksi pertamanya adalah Medi sedang melakukan beberapa trik! Mereka perlahan bergerak ke depan pintu kamar. Polisi wanita dan lainnya menggunakan gerakan tangan untuk berkomunikasi satu sama lain di sini. Ludi yang sebelumnya bertugas untuk merekam pengakuannya, berinisiatif untuk berjalan ke depan pintu. Dia adalah orang pertama yang masuk. Tugas dari orang pertama adalah menendang pintu sampai terbuka dengan satu kaki, agar rekan lainnya bisa bergegas masuk ke dalam, tetapi jika penjahat di dalamnya telah menduga bahwa polisi akan masuk ke dalam, maka tingkat risiko dari orang ini sangat tinggi.Polisi wanita mengangkat tangan kanannya untuk
Jawab Medi dengan pelan. Suaranya yang pelan membuat hati Damar sedikit bergetar."Tak terduga bahwa aku masih hidup, mereka semua sudah dibunuh oleh ku, sedangkan Disa ku juga sudah mati." Ketika membicarakan tentang kematian Disa, suara Medi menjadi sedih. Matanya memerah dan darah keluar dari hidungnya, kemudian Medi meraung sekali lagi."Tahukah kamu bahwa Disa yang kusayangi sudah mati!""Kamu tenang saja, aku pasti akan membalas kembali hutang darah ini. Huh, mengapa jika kamu dari keluarga kaya ataupun keluarga terhormat? Aku Medi pasti akan membiarkan kalian membayar pengorbanannya, hahaha..." Medi menyeringai sesaat dan langsung melemparkan ponsel itu. Setelah Medi melemparkan ponsel itu, dia melihat ke arah Disa dan berpindah perlahan. Dia duduk di lantai dan membiarkan kepala Disa bertumpu pada pahanya sendiri. Medi mengusap rambut Disa dengan lembut dan bergumam."Disa, maafkan aku, aku pernah bilang bahwa jika aku telah mendapatkan uang banyak, aku akan membawamu kelili
"Aku berharap Anda bisa melepaskan Disa pergi dan membiarkan dia kembali kekampung halamannya! Jangan ganggu dia!"Medi merasa bahwa Damar pasti akan menyetujui keinginannya. Lagi pula, tidak ada yang salah dengan Disa."Kamu harus tahu bahwa dia bukan orangmu, melainkan dia adalah orangku! Dia harus melakukan apa yang kuminta padanya!" Suara Damar membawa sedikit keagungan. Memang, Disa adalah Nona baru dari satu klub di bawah naungan keluarga Damar saat itu dan Damar yang mengirimkan Disa untuk Medi, juga bisa dikatakan bahwa Disa adalah orangnya Damar."Apa yang ingin anda lakukan?" Medi benar-benar kecewa pada Damar dan tinjunya sudah mengepal."Jadi Nona." Kata Damar dengan santai. Dia sudah tidak ingin berbicara dengan Medi lagi. Amarah Medi di dalam hatinya melonjak dan tinjunya dikepal sampai berbunyi "cit cit"."Tidak hanya ini saja!"Terdengar lagi suara Fikri dalam panggilan. Setelah Fikri mendengar Medi yang sudah marah, dia merasa sangat senang."Setelah kamu mati, ak
Medi tiba-tiba melihat bahwa ada seorang pria yang berdiri di belakang Disa. Dia adalah bawahannya Damar dan namanya adalah Wasa. Dia memegang sebuah pistol di tangannya dan membidik ke arah kepala Disa. Medi terkejut. Dia juga mengerti bahwa Damar telah mengantisipasinya."Jika kamu tidak ingin wanitamu mati, masuklah ke dalam!" Kata Wasa di belakang Disa. Dia ingin menyelesaikan Medi di dalam kamar.Wasa menggunakan pistol untuk membidik kepala Disa. Disa ketakutan sampai berteriak, lalu dia menatap Medi dan air mata mengalir keluar dari matanya. "Medi, aku takut, Medi...""Jangan sentuh dia, aku akan masuk ke dalam!”Medi mengangkat kedua tangannya dan berjalan perlahan ke dalam kamar selangkah demi selangkah."Brengsek!”Setelah Medi masuk dan diperiksa oleh kedua orang lainnya untuk memastikan bahwa dia tidak membawa pistol, pinggangnya ditendang oleh kedua orang itu sampai jatuh ke tanah."Kalian..." Medi ingin segera berdiri. Dia menoleh dan menyadari bahwa dirinya telah dib
"Tuan muda Fikri..." Dokter perlahan menggelengkan kepalanya dan berkata dengan jujur."Kami telah mengeluarkan tiga peluru dari kaki Tuan muda. Peluru itu telah merusak jaringan otot Tuan muda Fikri secara total. Meskipun sudah sembuh total, Tuan muda Fikri juga sudah lumpuh dalam kemampuan berjalannya.""Apa! Dasar kalian dokter sialan! Mengapatidak menyembuhkan anakku sepenuhnya?" Ayah Fikri menendang dokter ahli bedah itu ke lantai dan lanjut menendangnya beberapa kali, yang membuat dokter itu menutupi perutnya sambil menjerit kesakitan.Ayah Fikri mengutuknya."Jika anakku lumpuh selamanya, aku akan langsung meminta rumah sakit kalian untuk memecatmu!""Hah! Tidak, aku tidak ingin menjadi orang lumpuh, lebih baik aku mati daripada hidup dengan kondisi yang lumpuh!" Setelah Fikri yang terbangun mendengar kata-kata dokter, dia juga merasa penuh takut dan cemas."Anakku, tidak akan, kakimu tidak bisa disembuhkan di sini, karena kemampuan medis mereka tidak bagus. Ibu akan segera
Saat ini, Kepala polisi Fandi telah kembali ke kantor polisi. Awalnya, dia sudah pulang dan hendak akan beristirahat, tetapi setelah menerima laporan tentang kasus penembakan yang melibatkan Fikri dan Damar dari bawahannya, dia segera berpakaian dan bergegas kembali ke kantor polisi tanpa mengatakan apa pun. Lagi pula, kasus ini juga terkait dengan Tuan muda Fikri dari Grup dan Damar dari keluarga terhormat, yang bahkan lebih serius.Setelah melihat Kepala polisi tiba, semua orang di kantor polisi langsung berdiri untuk menunjukkan rasa hormat."Bagaimana dengan kronologi kasusnya, segera ke ruangan kantorku untuk melapornya sekali lagi dengan detail!" Fandi merasa sangat cemas sekarang. Dia berbicara kepada seorang petugas polisi yang sangat cermat di kantor polisi. Dia perlu memahami kasus ini secepat mungkin."Baik." Jawab polisi itu dan berjalan menuju Fandi.Saat Fandi baru saja menggenggam pegangan pintu ruangan kantornya, ponselnya telah berdering. Ketika dia melihat nama di
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.