Share

Cinta Matinya Mala (14)

Jika aku tahu menjauhinya akan sesakit ini, aku tidak akan melakukannya. Dewa ~

Mala berjalan cepat menaiki anak tangga rumahnya. Bunda dan Ayahnya tidak ada di rumah. Saat itu Mala langsung masuk ke kamar sambil menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Sesak, sakit, kepalanya pusing sekarang.

"Kamu nggak boleh nangis, Mala."

Gadis itu berusaha sekuat tenaga agar tidak menangis. Tapi, tetap saja ia menangis. Saat itu ponselnya berdering, ia malas melihat siapa yang meneleponnya. Pasti itu bukan Dewa.

"Mala! Lupakan Dewa!" sentaknya sambil meraih ponsel itu. "Cukup Mala! Siapa juga yang nunggu telpon dari dia!" Mala menghapus air matanya, lalu menatap layar ponselnya.

"Kak Dewa!"

Kejadian saat di kampus Dewa.

"Jadi lo berusaha jauhin Mala gitu, Wa?" tanya Rosy, teman dekatnya.

"Ya, setidaknya biarkan Mala fokus dengan pendidikannya dulu. Lagi pula dia dan gue ke depannya bakalan berjauhan. Harus terbiasa," jawab Dewa lesu.

"Menurut gue nih, ya, sebaiknya lo jangan bikin dia marah. Den
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status