Share

46. Koma

Jeritan Hendi semakin nyaring, memekakkan telinga. Siapa saja yang mendengarnya bisa merasakan sakit yang saat itu tengah mendera Hendi, menusuk-nusuk, menyengat.

“Tidak ada manusia yang bisa bertahan hidup di dunia kita.” Anggita kembali teringat akan kalimat itu. Dia memandang Hendi dengan putus asa.

“Sakit! Kepalaku seperti hendak meledak!” Hendi berkata sambil memegangi kepalanya. Napasnya turun naik. Sekali lagi dia memperdengarkan jeritan panjang kesakitan.

“Tidak! Berhenti berusaha mengingat! Sudah, Hendi, hentikan.” Anggita berusaha menenangkan Hendi. Dia merengkuh Hendi ke dalam pelukannya, menenangkannya seperti seorang ibu menenangkan seorang bayi. “Lepaskan, biarkan, tarik napas pelan-pelan, hembuskan.” Anggita memberi aba-aba.

Di dalam pelukan Anggita, tubuh Hendi menggigil hebat. Padahal udara saat itu luar biasa panas.

“Aku melihat sesuatu, seseorang, tapi enggak jelas,” katanya lemah.

“Lupakan. Kamu bisa mati kalau berusaha lebih keras dari ini.” Anggita berbisik di te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status