Share

45. Memori

Hendi berpikir kalau siluman perempuan yang ada di hadapannya itu benar-benar sinting. Dia kemudian meludah ke tanah, sengaja melakukan itu untuk menghina Anggita. “Sialan! Aku terjebak bersama makhluk sepertimu di tempat terkutuk ini tanpa tahu harus ke mana,” maki Hendi.

“Aku tahu tempat yang lebih bagus dari ini, tempat di mana sungai-sungai mengalir jernih dan airnya bisa kamu minum sepuas hati, tempat di mana pohon-pohonnya berbuah manis dan besar-besar, tak habis-habis bahkan jika kamu terus memetikinya.” Anggita mengatur rambutnya sedemikian rupa dengan tangannya agar menutupi sebagian wajahnya yang rusak. “Ayo, Hendi, biar kutunjukkan kepadamu tempat itu.” Anggita mengulurkan tangannya.

Sesaat Hendi ragu-ragu, dia tahu dia tidak bisa memercayai perkataan siluman, tetapi dia tak punya pilihan lain. Dia berada di dunia asing yang terasa bagaikan mimpi untuknya, semua serba aneh dan tak masuk akal. Hendi tidak tahu harus ke mana atau melakukan apa untuk bisa bertahan hidup di san
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status