Share

Bab 28: Membalas Mertua dan Suamiku

Bab 28: Membalas Mertua dan Suamiku

Kami tiba di desa sebelum jam sembilan pagi. Bang Agam memacu mini bus yang direntalnya dalam kecepatan tinggi dengan hati terus gelisah. Pria itu memintaku menelepon seluruh nomor keluarga yang dia punya untuk bertanya keberadaan Ibu mertua serta Iqmal.

“Dek, coba hubungi lagi! Mungkin Iqmal atau Sari sudah aktif teleponnya,” pinta Bang Agam saat kami memasuki pagar rumah.

Benar seperti perkataan Pak Ustad semalam, Ibu mertua atau Iqmal berniat menjual rumah utama. Ada papan berukuran sedang di depan, menghadap ke jalan dan bertuliskan jika rumah tersebut dijual.

“Bang, belum terhubung juga!” ucapku sembari memandang ke arah Bang Agam.

Pria itu sudah berdiri di depan mobil, dia menghadap ke arah rumah sembari berkacak pinggang. Tatapannya terus tertaut dengan rumah ibu mertua yang sudah sepi, begitu banyak daun berhamburan di halaman, sedangkan terasnya telah kosong dan berdebu tebal.

Rumah ini benar-benar tidak berpenghuni untuk waktu yang lama.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status