Share

Mei 17

Mei tidak bisa tenang. Dia terus saja memikirkan pengakuan Bolet tentang seorang wanita yang menginginkan kematiannya. Siapa dan siapa terus menggerogoti pikirannya. Ingin rasanya dia menelepon Retno dan bertanya pada ibu mertuanya itu tentang kenalan Albert yang mungkin tinggal di Jakarta. Namu Mei tidak ingin wanita yang sangat baik itu mengetahui kalau dia sedang mengejar seorang pembunuh. Dia yakin Retno akan histeris dan menyuruhnya mundur.

Malam sudah semakin larut dan matanya tetap saja terbuka lebar. Angin malam menerobos melalui jendelanya yang sengaja tidak dia tutup sempurna. Gordennya berkibar-kibar tertiup angin. Semakin dia menutup matanya erat, dia semakin teringat Bolet yang kini masih berada di gudang sasana. Ingin rasanya dia memaksa preman itu untuk mengatakan yang sebanyak-banyaknya. Namun Erik melarangnya. Pria itu masih memiliki hati nurani untuk tidak menyiksa Bolet lebih hebat.

Ponsel Bolet sudah dia serahkan pada Lili tadi. Adiknya berjanji akan memberikan jaw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status