Share

Menantu Konglomerat
Menantu Konglomerat
Penulis: Prince Arthur

1. Pikirkan Baik-Baik, Tuan!

“Kerja itu yang becus, jangan cuma bengong terus ngeliatin temen-temenmu angkatin semen!?”

“Ta-tapi, Pak, saya sudah bekerja dari jam tujuh tadi dan belum ambil jatah istirahat makan siang sama sekali. Sedangkan mereka, sudah ambil lebih dulu jam satu siang tadi. Saya belum makan, Pak, saya capek.”

“Masabodo! Cepat kerja, dari pada kamu dipecat!?”

Vincent, pria jangkung nan tampan, nampak mengelap peluh keringatnya setelah bekerja setengah hari penuh. Tapi, bosnya tidak peduli ketika dia ingin ambil jatah istirahat makan siang. Dia terlihat menyedihkan. Topi capil yang sudah usang, juga rompi yang mulai koyak merupakan pakaiannya ketika bekerja.

Otot kekar terpampang jelas di tangannya yang sedikit terbuka menggunakan rompi, terlebih ketika dia berjalan menuju tumpukan semen dan mengangkatnya, lima sekaligus.

Ini adalah tugas tim kontruksinya, memindahkan semen dari tiga truk besar ke dekat tempat kontruksi bangunan berlangsung. Setiap pekerja dijatah mengangkat 50 kantung semen, tapi Vincent sudah menyelesaikannya jam satu tadi.

Dan, yang lebih parah, pekerjaan seberat itu hanya dihargai 300 ribu per harinya. Karena tidak ingin dipecat, mau tidak mau, Vincent harus mengikuti perintah bos sekaligus mandor kontruksinya.

“Baik, baik, Pak, saya akan mengangkatnya 50 lagi,” kata Vincent, tanpa menghiraukan penat dan ngilu yang sudah terasa di punggung.

Dari kejauhan, nampak seorang wanita sedang mengamati Vincent. Dia menggunakan rok se-lutut, rambut pirang sedikit kemerahan, dan setelan jas rapi dalaman kemeja putih. Satpam-satpam yang berjaga di pos sempat memandanginya lekat-lekat, tapi mata wanita itu jauh lebih buas dari harimau kelaparan.

Mendekati Vincent yang sedang menyandar di dekat tiang beton, wanita itu menggoyangkan telunjuknya sambil menatap Vincent sedikit marah. “Tuan Vincent, jangan seperti itu, mari kita kembali ke kediaman keluarga Ananta. Saya bersumpah, saya tidak bohong! Anda adalah satu-satunya pewaris sah dari seluruh harta kekayaan Ananta.”

“Tuan Vincent, percaya pada saya, Anda adalah Tuan Muda Ananta yang tiga tahun belakangan hilang setelah insiden yang menimpa Anda. Tuan Besar Davin mencari Anda sejak tiga tahun lalu, dan saya dapat informasi tentang Anda yang diasuh oleh seorang asisten rumah tangga dari salah satu intel senior Ananta. Anda adalah Legume Magician yang sudah lama hilang. Saya bisa buktikan bahwa Anda memang Tuan Muda Ananta. Saya tidak bohong!”

Wanita itu kesal karena Vincent tak sedikitpun menghiraukan ucapannya.

“Ananta membutuhkan kecerdasan dan kepiawaian Anda. Lebih-lebih, Tuan Besar Davin setelah ini memutuskan pensiun dan menuntutku segera mencari pengganti. Hanya Anda yang pantas, Tuan, selaku satu-satunya pewaris sah yang punya ikatan darah dengan Tuan Besar Ananta. Hanya saja, saat pewarisan akan berlangsung, Anda tiba-tiba menghilang dan dikabarkan Anda lupa ingatan karena sebuah insiden di jalan raya.”

“Sudahlah, jangan membual, memangnya kamu siapa? Aku memang pernah lupa ingatan dan diasuh oleh seorang asisten rumah tangga. Tapi, aku yakin, yang dicari Tuan Besar Ananta bukanlah diriku. Mungkin kamu salah orang.”

“Aku mohon, Tuan, kembalilah ke Ananta karena kami sudah menunggu kehadiran Anda tiga tahun belakangan.”

Melihat tumpukan kantong semen yang masih berjajar di dalam bagasi truk, Vincent segera bangkit dan menyelesaikan tugasnya agar bisa mendapat jatah istirahat sekaligus nasi bungkus yang siang tadi belum dia makan.

Mata Vincent melirik wanita itu dan berkata, “Masih ada delapan sak semen lagi. Jadi, jangan ganggu aku, oke?”

Kesal bercampur sedih, wanita itu memilih diam dan menunggu sampai Vincent menyelesaikan seluruh pekerjaannya. Dia tidak mau kehilangan Vincent untuk kedua kalinya. Apalagi, hanya Vincent satu-satunya pahlawan yang dapat menyelamatkan Ananta dari ambang kehancuran.

Padahal dulu, Vincent merupakan Tuan Muda yang paling disegani di kalangan para miliarder, tapi sekarang, kenapa dia berubah jadi petugas kontruksi dengan gaji rendah? Apa ada yang salah dengan Vincent?

“Bagaimana, Tuan, saya diperintah langsung Tuan Besar Davin membawa Anda pulang ke Ananta? Saya dan Tuan Besar Ananta berjanji akan berusaha sebaik mungkin agar ingatan Tuan Muda kembali dalam waktu singkat, tidak peduli berapapun biayanya!”

“Cih, lelucon macam apa? Jangan menghalu di siang bolong! Aku cuma petugas kontruksi rendahan. Jangan samakan aku dengan Tuan Muda Ananta yang berwibawa dan sangat disegani!”

Kembali, wanita cantik itu merayu Vincent dengan mengajaknya kembali ke Ananta. “Pikirkan baik-baik, Tuan, saya akan datang lagi menemui Anda.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status