Share

175. Kebenaran Masa Lalu

Hari berganti hari, meskipun dari pertanyaan yang ia ajukan pada Nadina tak memberinya jawaban sama sekali, tapi setidaknya ia kini tahu bahwa Nadina hendak sedikit menghindar dari pemuda itu.

Dan dengan rasa penasaran yang sama, akhirnya ia menerima ajakan makan siang yang baru saja Sadewa kirimkan melalui pesan singkat.

[Jika makan siang anda luang, bisakah kita bertemu? Ada beberapa hal penting yang ingin kukatakan!]

Begitulah kiranya pesan yang Sadewa kirimkan untuk Rayyan. Dan untungnya, jam mengajar Rayyan telah berakhir pada pukul 11 siang. Jadilah istirahat makan siang ini ia bisa sedikit longgar meskipun tetap harus kembali ke sekolah lagi nanti.

Rayyan duduk menghadap sebuah kursi kosong dengan ponsel yang ia geletakkan di meja. Ia terus memeriksa sekitar takut jika ia dan Sadewa sama-sama menunggu. Namun matanya kini melihat Sadewa memasuki salah satu rumah makan itu.

“Sadewa!” pekik Rayyan langsung melambaikan tangan saat Sadewa menoleh ke arahnya.

Pemuda itu berjal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status