Share

174. Manfaat Tampang

Pekikkan yang diucapkan Sadewa beberapa saat lalu saat keduanya hendak saling berpisah terus terngiang di kepala Nadina. Nada yang pemuda itu ambil bahkan memiliki rasa yang sama dengan saat ia memaksa Nadina di salah satu penginapan hari itu.

Nadina terus melamun sementara Nadhin terlihat berkeliaran sambil berlari di ruang tamu sembari memegang bola plastik seukuran tangannya. Suara tawa dan lari Nadhin seolah tak dapat masuk ke telinga Nadina. Wanita itu masih saja dengan lamunannya sendiri.

“Aba!!” pekik Nadhin kencang langsung membuat Nadina memecahkan lamunannya.

Dilihatnya sang putri kini telah berada dalam gendongan Rayyan dan tengah asik terkekeh satu sama lain. Nadina segera bangkit dari duduknya di karpet itu dan berlari menuju pintu masuk dalem.

“Astagfirullah! Maaf, Ray! Aku tidak tahu kalau Nadhin akan begini lagi!” Nadina memandang cemas wajah Rayyan dan hendak mengambil alih putrinya itu.

“Nadhin mau tidur diantar Aba!! Ayo ke kamar, Aba! Ayook!” pekik Nadhin seol
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status