Share

179. Obat

“Ah, astagfirullah! Maaf Rayyan, Adnan benar-benar menyita perhatianku! Terima kasih, aku bisa sendiri!” ujar Nadina lalu menerima sodoran kotak obat itu.

Nadina duduk di kursi tunggu sembari membuka kotak itu perlahan. Diambilnya salah satu cairan pembersih luka dan di tuangkannya dengan sulit karena tangannya yang terluka mulai terasa kaku.

Rayyan mengamati Nadina, ia ragu haruskah ia kembali menawarkan bantuan? Tapi ia khawatir juga tawarannya akan terkesan sebagai pemaksaan. Karenanyalah ia terus mengamati wanita itu untuk meyakinkan apa yang perlu ia lakukan.

Hingga sampai di detik botol itu tampak hendak terjatuh karena posisi tangan Nadina yang di tak pas. Rayyan segera mendekat lalu menangkap botoo pembersih luka itu sebelum mendarat dan menumpahkan segalanya.

“Aku akan membantumu, Nadina!” putus Rayyan lalu duduk di sebelah Nadina sembari meraih kapas dari kotak obat.

“Maafkan aku, Rayyan. Aku nyaris menumpahkan semua isinya. Aku akan menggantinya nanti.” Nadian memandan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status