Share

178. Insiden

Tak ingin berurusan di tempat itu, Sadewa segera berjalan kembali ke mobilnya tanpa menghampiri Rayyan apalagi menyapa pemuda itu.

Rayyan menghela napas. Sedikit lega kiranya karena Nadina berhasil menyingkir dari pemuda itu dan tak ada pertikaian berarti di sekolahnya.

“Lihatlah, Nadhif. Belum selesai istrimu dengan semua kenangan yang kau tinggalkan, ia harus berjuang dari masa lalu gelapnya sendirian. Bukankah ini tidak adil untuknya menjalani kisah ini sendirian?” gumam Rayyan.

Rayyan berjalan ke arah kantornya, beberapa guru muda mulai menggodanya padahal tak biasanya mereka berlaku demikian.

Rayyan mengerutkan dahi sembari tersenyum palsu saat terus berjalan ke arah mejanya.

Sampai matanya menangkap sesuatu asing yang ada di mejanya. Sebuah buket bunga dengan sebuah mentai lengkap bersama tulisan yang dapat jelas terbaca.

“Im so sorry, Babe!”

Begitulah kiranya isi pesan pada mentai yang ada di meja kerja Rayyan. Rahang Rayyan mengeras. Ia meneguk salivanya kasar lalu mera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status