Share

193. Kebahagiaan

“Mas Nadhif!” pekik Nadina seraya membuka matanya lebar-lebar.

“Ibu..,” lirih Nadhin yang ikut terbangun akibat terkejut dengan pekikkan yang Nadina keluarkan barusan.

“Astagfirullah,” celetuk Nadina langsung meraup muaknya dan memeluk Nadhin erat.

“Maafkan ibu, Sayang. Nadhin pasti kaget, ya?” Nadina tampak mengelus kepala Nadhin lembut sembari terus mengecup kening putrinya.

“Ibu mimpi Aba, ya? Dari tadi ibu manggil Aba terus, Nadhin panggil ibu tapi ibu tidak bangun-bangun. Nadhin jadi takut,” ujar Nadhin.

Nadina merapatkan kedua bibirnya saat kembali teringat kehadiran yang suami benar hanyalah mimpi. Matanya melirik ke jam yang ada di atas nakas. Masih menunjukkan pukul setengah tiga pagi.

“Maafkan ibu ya, Sayang! Nadhin tidur lagi, gih!” pintu Nadina lalu kembali memeluk Nadina.

Dengan cepat bocah itu kembali memejamkan matanya dan terlelap dalam tidurnya. Sementara itu Nadina tampak masih membuka matanya. Sesekali air mata lolos dari benteng yang ia ciptakan sendiri.

Da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status