Share

43. Izin sang Mertua

Hari semakin petang, Nadhif telah keluar kamar sedari tadi untuk membantu abinya mempersiapkan materi pertemuan malam ini. Sementara itu, Nadina berjalan perlahan menuju kamar Aminah dan Ali untuk menemui Aminah.

“Assalamualaikum, Umi! Ini Nadina!” pekik Nadina sembari sebentar mengetuk pintu kamar sang mertua. Perasaan cemas sedikit menghantuinya. Ia benar-benar takut jika sang ibu mertua tak lagi mau membela atau ramah kepadanya.

Tak lama kemudian, pintu kamar di buka.

“Eh, Nadina! Apa kamu hendak menjemput umi untuk pergi ke masjid?” sahut Aminah tampak penuh senyuman.

Wajah Nadina langsung sedikit lega dan mengangguk cepat.

“Iya, Umi. Apa umi sudah siap? Jika belum Nadina bisa menunggunya,” tutur Nadina.

“Sudah, Sayang! Sebentar umi ambil mukena dulu, ya!” Aminah masuk kembali ke dalam ruang kamarnya, lalu tak lama kemudian kembali dengan satu tas kecil berisi mukena yang selalu ia kenakan itu.

Keduanya berjalan menyusur koridor lalu mulai melewati halaman pondok untuk menc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status