Share

73. Pesan sang Tetua

Nadhif tak ingin kian mendebat Nadina hingga ia segera meraih pakaian yang Nadina gantung di depan lemari. Pemuda itu segera menuju toilet dan menjalankan kembali permintaan sang istri.

Beberapa detik setelah Nadhif memasuki toilet, Nadina tampak mendesah dengan cukup kasar.

“Kenapa digendong sih, Mas?! Mas tidak takut melihat Nadina melihat semuanya tadi!? Dasar wanita pelakor! Aku tahu pasti kejadian tadi hanya akal-akalannya saja agar dia bisa mendapatkan perhatian suamiku! Dasar bajingan!” umpat Nadina.

Suara telepon masuk menghentikan keluhan Nadina saat itu. Sang ibu yang meneleponnya. Dengan segera Madina mengangkat panggilan tersebut.

“Assalamualaikum, Bu! Apa kabar?” sahut Nadina mulai memelankan nada bicaranya.

[“Waalaikumsalam, Nadina. Ibu baik-baik saja, bapak juga. Bagaimana dengan kabarmu dan suamimu? Semua baik-baik saja bukan?”] sahut Khoiri dari seberang.

Nadina sebentar memoncongkan bibirnya sebelum lanjut berdusta.

“Iya, Bu! Semua baik-baik saja, kok! Ibu mer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status